Dinkes Kudus lacak penderita TBC
Jumat, 1 Desember 2023 5:05 WIB
Kepala Dinkes Kudus Andini Aridewi saat pemaparan kasus TBC di Hotel Griptha Kudus, Kamis (30/11/2023). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, gencar melakukan pelacakan terhadap penderita tuberkulosis (TBC) melalui investigasi kontak, sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran TBC secara optimal.
"Selain investigasi kontak, kami juga melakukan terapi pencegahan tuberkulosis atau TPT bagi pasien positif," kata Kepala Dinkes Kudus Andini Aridewi di Kudus, Kamis.
Dalam melakukan investigasi kontak, kata dia, Dinkes Kudus juga menggandeng Mentari Sehat Indonesia (MSI) dan Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) TBC, karena jumlah personel yang dimiliki terbatas.
Ia mengungkapkan kerja sama tersebut tidak hanya untuk investigasi kontak, tetapi juga pemantauan konsumsi obat serta pelaksanaan TPT dengan cara terjun langsung di masyarakat.
"Sebelumnya, kami bermitra dengan MSI hanya untuk edukasi terkait penemuan kasus TBC, sekarang sekaligus untuk edukasi TPT sebagai upaya menekan jumlah kasus TBC agar lebih optimal," ujarnya.
Dinkes Kudus mencatat hingga akhir November 2023 capaian standar pelayanan minimal (SPM) untuk kasus TBC mencapai 11.694 suspek atau 95 persen dari target sebanyak 12.366 suspek.
Untuk temuan kasus positif TBC tercatat ada 2.422 orang, sedangkan sebanyak 2.353 orang di antaranya merupakan kasus TBC sensitif obat (SO) dan 69 lainnya kasus TBC resisten obat (RO). Sedangkan target penemuan kasus positif sebanyak 2.544 kasus.
"Dari temuan kasus yang ada, sebanyak 2.422 kasus sudah ternotifikasi kasus TBC dan sudah tertangani. Dengan demikian, kami sudah mencapai 95 persen dari target 2.544 kasus yang ditentukan oleh Kemenkes," ujarnya.
Sementara itu, Staf Program MSI Kabupaten Kudus Abdul Ghofur mengungkapkan dalam melakukan tugas di lapangan didukung 30 kader yang bergabung dengan MSI Kudus.
Para kader tersebut, kata dia, bertugas membantu Dinkes Kudus dan tenaga kesehatan dalam ikhtiar eliminasi TBC.
"Kader tersebut akan melakukan kunjungan ke rumah pasien TBC untuk melakukan skrining dan edukasi mengenai penanggulangan TBC. Kami juga mengedukasi agar kontak serumah berkenan diberikan TPT, karena sangat mendesak untuk mengurangi maraknya kasus baru," ujarnya.
Ia meminta masyarakat bisa menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap pasien TBC, karena yang perlu dijauhi penyakitnya bukan orangnya karena TBC bisa disembuhkan dan obat TBC itu gratis.
"Selain investigasi kontak, kami juga melakukan terapi pencegahan tuberkulosis atau TPT bagi pasien positif," kata Kepala Dinkes Kudus Andini Aridewi di Kudus, Kamis.
Dalam melakukan investigasi kontak, kata dia, Dinkes Kudus juga menggandeng Mentari Sehat Indonesia (MSI) dan Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) TBC, karena jumlah personel yang dimiliki terbatas.
Ia mengungkapkan kerja sama tersebut tidak hanya untuk investigasi kontak, tetapi juga pemantauan konsumsi obat serta pelaksanaan TPT dengan cara terjun langsung di masyarakat.
"Sebelumnya, kami bermitra dengan MSI hanya untuk edukasi terkait penemuan kasus TBC, sekarang sekaligus untuk edukasi TPT sebagai upaya menekan jumlah kasus TBC agar lebih optimal," ujarnya.
Dinkes Kudus mencatat hingga akhir November 2023 capaian standar pelayanan minimal (SPM) untuk kasus TBC mencapai 11.694 suspek atau 95 persen dari target sebanyak 12.366 suspek.
Untuk temuan kasus positif TBC tercatat ada 2.422 orang, sedangkan sebanyak 2.353 orang di antaranya merupakan kasus TBC sensitif obat (SO) dan 69 lainnya kasus TBC resisten obat (RO). Sedangkan target penemuan kasus positif sebanyak 2.544 kasus.
"Dari temuan kasus yang ada, sebanyak 2.422 kasus sudah ternotifikasi kasus TBC dan sudah tertangani. Dengan demikian, kami sudah mencapai 95 persen dari target 2.544 kasus yang ditentukan oleh Kemenkes," ujarnya.
Sementara itu, Staf Program MSI Kabupaten Kudus Abdul Ghofur mengungkapkan dalam melakukan tugas di lapangan didukung 30 kader yang bergabung dengan MSI Kudus.
Para kader tersebut, kata dia, bertugas membantu Dinkes Kudus dan tenaga kesehatan dalam ikhtiar eliminasi TBC.
"Kader tersebut akan melakukan kunjungan ke rumah pasien TBC untuk melakukan skrining dan edukasi mengenai penanggulangan TBC. Kami juga mengedukasi agar kontak serumah berkenan diberikan TPT, karena sangat mendesak untuk mengurangi maraknya kasus baru," ujarnya.
Ia meminta masyarakat bisa menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap pasien TBC, karena yang perlu dijauhi penyakitnya bukan orangnya karena TBC bisa disembuhkan dan obat TBC itu gratis.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Inilah penyebab penderita alergi lebih banyak di perkotaan daripada pedesaan
12 July 2023 10:24 WIB, 2023
Dinas Kesehatan Kudus temukan 1.475 suspek penderita TBC sejak Januari
10 December 2022 9:48 WIB, 2022