Washington (ANTARA) - Sebuah laporan yang disiarkan pada Selasa menyebutkan bahwa militer Israel mulai memompa air laut ke dalam jaringan terowongan yang diduga digunakan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas di Gaza.

Sistem terowongan tersebut membentang sepanjang 300 mil dan menggunakan pintu anti ledakan tebal yang sedang dikaji oleh pihak Israel, menurut para pejabat AS.

Membanjiri terowongan yang masih dalam tahap awal ini, yang diperkirakan memakan waktu beberapa minggu, dimulai bersamaan dengan pemasangan dua pompa tambahan oleh Israel untuk melengkapi lima pompa yang ditambahkan pada bulan sebelumnya.

Wall Street Journal yang mengutip para pejabat Amerika Serikat yang mendapat informasi mengenai operasi militer Israel, menyebutkan bahwa tindakan membanjiri terowongan dengan air Laut Mediterania adalah bagian dari strategi lebih luas yang digunakan Israel untuk menghancurkan terowongan.

Pejabat AS mengatakan pengujian permulaan telah dilakukan bulan lalu

Langkah tersebut, yang pertama diberitakan di koran pada awal bulan, telah menuai kritik, dimana beberapa mengatakan hal itu akan menciptakan bencana lingkungan dan memperburuk situasi air tawar di Gaza.

Beberapa pejabat pemerintahan Biden telah menyuarakan kekhawatiran dan mengatakan penggunaan air laut kemungkinan tidak efektif dan dapat membahayakan pasokan air tawar Gaza, menurut laporan itu.

Namun, Israel meyakini sistem bawah tanah itu merupakan kunci atas operasi Hamas dalam medan perang.

Israel telah membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat, melakukan pengepungan dan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.

Akibatnya 18.412 warga Palestina terbunuh dan 50.100 lainnya terluka dalam serangan gencar Israel sejak saat itu, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Korban tewas Israel dalam serangan Hamas mencapai 1.200 orang, sementara hampir 139 sandera masih ditawan, menurut data resmi.

Sumber: Anadolu


Baca juga: Palestina minta Palang Merah tekan Israel agar berhenti serang Gaza