"Nasi goreng ini kan universal, bisa dimakan siapapun. Mulai anak kecil sampai orang tua, orang dewasa," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Lapangan Simpang Lima Semarang, Jumat.
Diakuinya memasak dengan porsi besar seperti itu baru dilakukannya pertama kali, tetapi Ita yakin karena dibantu Chef Bobon yang sudah berpengalaman memasak dengan porsi raksasa.
"Kalau biasanya, (saya memasak, red.) porsi maksimal 10, porsinya agak besar. Inipun 477 (porsi) masih sedikit ukurannya. Karena kata Mas Bobon wajannya ini bisa sampai 3.000 porsi," katanya.
Menurut dia, 477 porsi itu memang disesuaikan dengan usia Kota Semarang yang pada tahun ini genap berusia 477 tahun, dan nantinya nasi goreng itu dibagikan masyarakat secara gratis.
Masyarakat pun telah berkumpul di Lapangan Simpang Lima untuk melihat Ita dan Chef Bobon memasak nasi goreng di wajan raksasa, mulai memasukkan nasi, bumbu, bahan lain, dan mengaduk hingga matang.
Terlihat pula sejumlah jajaran OPD dan legislatif, seperti Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng, Ketua PKK Kota Semarang Alwin Basri, dan anggota DPRD Kota Semarang Dyah Ratna Harimurti.
"Ke depan bisa (memasak, red.) lebih lagi, saya sudah sampaikan sama Mas Bobon. Karena ini alat-alatnya 'custom', kami akan menyiapkan jadi sewaktu-waktu mau masak untuk masyarakat bisa," katanya.
Nantinya, kata Ita, akan ada kegiatan serupa, yakni masak porsi raksasa dengan menu utama untuk pencegahan stunting, gizi buruk, anemia bagi ibu hamil, hingga kurang energi kronis (KEK).
Sementara itu, Chef Bobon Santoso mengagumi Semarang sebagai kota yang seru, indah, dan bersih sehingga membuatnya betah berada di Kota Atlas, apalagi kulinernya dikenal enek-enak.
"Semarang selalu seru bagi saya. Kotanya indah dan bersih, makanannya enak semua, kotanya hebat," kata Bobon yang dikenal juga sebagai Youtuber dan food vlogger tersebut.
Untuk memasak nasi goreng berukuran raksasa itu, ia menggunakan beras sebanyak 100 kilogram yang dirasa cukup untuk 477 porsi, sebab kemungkinan malah bisa sekitar 500 porsi.