Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi berharap peresmian ANTARA Heritage Center dapat mendorong Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA untuk semakin maju di tengah pesatnya perkembangan industri media ke depan.

"Jangan sampai sejarah ini cuma menjadi batu peringatan saja tetapi juga untuk memberikan kita kepercayaan diri untuk maju, karena industri media itu akan berkembang terus, karena ekosistem digital ini berkembang pesat dan saya yakin ANTARA akan bisa melakukan adaptasi terhadap semua perkembangan dan kemajuan yang terjadi," kata Budi Arie dalam peresmian gedung tersebut di kawasan Pasar Baru, Jakarta, Selasa.

Budi Arie mengapresiasi peresmian pusat cagar budaya tersebut.

Ia mengatakan bahwa sejak didirikan pada tahun 1937 oleh Adam Malik, Soemanang, A.M. Sipahoetar, dan Pandoe Kartawigoena, ANTARA telah berkontribusi signifikan dalam sejarah bangsa, terutama pada masa-masa kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.



Sebagai kantor lembaga pemberitaan nasional, ANTARA diharapkan terus memberikan inspirasi kepada masyarakat dan menyediakan informasi yang mendorong kemajuan Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.

Budi Arie berharap ANTARA dapat memainkan peran penting dalam menyemangati dan memotivasi masyarakat, membantu Indonesia mencapai status negara maju pada tahun 2045.

"Inilah tugas ANTARA untuk terus memberi semangat, memberi motivasi dan memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa waktu yang tepat bagi Indonesia untuk menjadi negara maju adalah di tahun 2045, dengan segenap dukungan dan daya upaya dari segenap masyarakat," kata Budi Arie.

Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Akhmad Munir melaporkan bahwa renovasi Antara Heritage Center dimulai sejak tujuh bulan lalu lewat sinergi BUMN dengan PT Nindya Karya.

Dia mengatakan bahwa pembangunan ANTARA Heritage Center melewati proses yang cukup rumit, salah satunya karena harus menunggu rekomendasi dari tim cagar budaya, mengingat status gedung ini sebagai cagar budaya kelas A yang memerlukan pengembalian ke bentuk aslinya.

"Jadi secara teknis agak sulit dan secara literasi dokumenternya juga digali dari dokumen-dokumen dari Belanda, dan Alhamdulillah pada pagi ini kita bisa bersama-sama menjadi saksi dan Insya Allah ANTARA akan terus bersama bangsa Indonesia ini mengawal perjalanan sejarah, persis sama ketika ANTARA mengibarkan dan menyebarkan kemerdekaan RI ke seluruh mancanegara," ucap dia.

Kompleks ANTARA Heritage Center merupakan bangunan cagar budaya yang baru saja rampung direvitalisasi. ANTARA Heritage Center termasuk dalam bangunan cagar budaya kelas A yang menjadi salah satu bagian dari Weltevreden (kawasan tempat tinggal utama orang-orang Eropa di pinggiran Batavia, Hindia Belanda, yang berjarak kurang lebih 10 kilometer dari Batavia lama ke arah selatan).

Kawasan gedung ini merupakan saksi sejarah termasuk tempat pertama kali proklamasi kemerdekaan digaungkan ke seluruh penjuru dunia. Gedung ini juga telah melewati masa perjuangan yang tidak sederhana dan per tahun 2024 umurnya telah mencapai 107 tahun.

Kompleks ANTARA Heritage Center terdiri dari Griya Aneta dan Graha ANTARA. Griya Aneta dibangun oleh seorang raja media asal Hindia Belanda, Dominique Willem Barrety pada 1917.

Gedung ini kemudian menjadi Kantor Berita Belanda Aneta dan beralih kepemilikan ke Kantor Berita ANTARA pada 1962 ketika Presiden Soekarno menguatkan posisi dan memastikan Kantor Berita Aneta dan kantor berita Jepang Domei di Pasar Baru menjadi milik Kantor Berita ANTARA.

Kedua gedung itu telah direvitalisasi menjadi ANTARA Heritage Center dengan berbagai fasilitas dan ruangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini tanpa menghilangkan sisi sejarah dan maknanya sejak puluhan tahun lalu.

Sejumlah fasilitas dan ruangan di ANTARA Heritage Center di antaranya Ruang Rapat Adinegoro, Ruang Rapat Kolaborasi, Museum ANTARA, Galeri 1, Galeri 2, Loby Utama Adam Malik, Ruang Atelier, Selasar Taman Langit, Taman Langit 1, dan Taman Langit 2.

Baca juga: Erick Thohir resmikan wisata sejarah dan jurnalisme AHC