Semarang, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, menyebutkan pembangunan Jembatan Nogososro sebagai salah satu upaya penanganan banjir di wilayah timur Semarang akan dimulai pada pekan depan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Suwarto di Semarang, Jateng, Kamis, mengatakan bahwa pemenang lelang sudah ada, sehingga pembangunan jembatan permanen akan segera dilakukan.

Ia menyebutkan pembangunan Jembatan Nogososro yang menghubungkan wilayah Tlogosari Kulon dan Muktiharjo Kidul Semarang itu menelan anggaran sekitar Rp3,9 miliar.

"Kami minta pejabat pembuat komitmen atau PPKom untuk segera melaksanakan pembangunan Jembatan Nogososro. Mungkin minggu depan dilakukan pembongkaran bangunan jembatan yang lama dulu. Kemudian, menyusul yang baru. Itu jadi rangkaian," katanya.

Suwarto menjelaskan bahwa jembatan sisi kanan dan kiri akan dibongkar seluruhnya untuk mempercepat pembangunan dan rencana pembongkaran jembatan tersebut juga sudah disosialisasikan.

Ia mengharapkan masyarakat bisa menghindari jalur tersebut selama pembangunan Jembatan Nogososro yang diperkirakan rampung dalam waktu tiga bulan agar tidak terjebak kemacetan.

"Tenggang waktu tiga bulan selesai. Jembatan permanen dengan konstruksi pedislab. Kami tinggikan sesuai jembatan darurat yang sekarang. Kalau pakai glider terlalu tinggi," katanya.

Jembatan Nogososro saat ini sudah dibongkar satu sisi, dan satu sisinya sudah ditinggikan sementara menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk mengatasi banjir.

Selama dibongkar satu sisi, kata dia, sudah membuat air cukup lancar, sehingga dengan pembangunan jembatan permanen diharapkan himpitan di bawah Jembatan Nogososro bisa tertangani.

Selain itu, DPU Kota Semarang rencananya juga akan memasang screen atau penyaring sampah sebelum jembatan agar tidak menyumbat di bawah jembatan.

"Nanti, kami koordinasi dengan wilayah untuk membantu mengangkat sampah yang sering tersumbat di sana. Kami juga terjunkan petugas," kata Suwarto.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku selama ini mendapatkan banyak keluhan masyarakat yang menanyakan realisasi pembangunan Jembatan Nogososro meski sudah ditinggikan sementara.

Diakui Ita, sapaan akrabnya, Pemkot Semarang sudah berupaya meninggikan sementara jembatan menggunakan anggaran BTT, sedangkan untuk pembangunan jembatan permanen dianggarkan di APBD 2024.

"Kalau swakelola sesuai peraturan wali kota maksimal Rp1 miliar. Padahal, jembatan itu begitu dihitung RAB-nya (rancangan anggaran biaya) mencapai Rp3 miliar, sehingga harus dilakukan lelang," katanya.

Sementara itu, Ketua LPMK Tlogosari Kulon Adi Pratondo menyampaikan terima kasih kepada Wali Kota Semarang yang telah menerima aspirasi warga untuk peninggian Jembatan Nogososro.

Sebenarnya, kata dia, aspirasi tersebut telah diajukan sejak 2021, namun saat itu pandemi COVID-19 tengah melanda sehingga baru bisa dianggarkan pada 2024.

"Kami harap air yang melimpas bisa teratasi dengan peninggian jembatan. Kalau jembatannya tinggi dan ada talud, air tidak akan masuk (ke permukiman)," katanya.