Siswi SMKN 3 Semarang yang hilang saat mendaki Gunung Slamet sudah ditemukan
Rabu, 9 Oktober 2024 5:30 WIB
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Semarang Harti. (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Kota Semarang menyebutkan bahwa Naomi Daviola Steyanie, salah satu siswinya yang dikabarkan hilang saat mendaki di Gunung Slamet telah ditemukan dalam keadaan selamat.
"Alhamdulillah baru saja dapat berita dari tim bahwa (Naomi, red.) sudah ditemukan dalam keadaan selamat," kata Kepala SMKN 3 Semarang Harti, di Semarang, Selasa.
Naomi sebelumnya dikabarkan hilang saat melakukan "open trip" pendakian di Gunung Slamet bersama rombongan yang berjumlah 40 orang pada 5-6 Oktober 2024.
Rombongan berangkat dari Base Camp Bambangan, Sabtu (5/10) pukul 23.00 WIB, dan kembali lagi ke "base camp" Minggu (6/10) pukul 21.24 WIB.
Namun, Senin (7/10) pukul 11.00, ketua rombongan melapor ke pihak "Base Camp" Bambangan bahwa ada satu pendaki atas nama Naomi Daviola Steyanie (17), pelajar SMK di Kota Semarang yang belum kembali.
Setelah mendapatkan kabar ada salah satu siswanya yang hilang ketika melakukan pendakian, ia langsung mengirimkan tim untuk membantu pencarian ke Gunung Slamet.
Harti menjelaskan bahwa siswinya itu memang dikenal aktif berorganisasi, termasuk di pramuka dan kegiatan di lapangan, seperti mendaki gunung.
"Naomi di pramuka aktif, kegiatan di lapangan juga aktif, naik gunung aktif. Kemarin ikut lomba di Bantir Sumowono. Naomi rencananya akan ikut Pramuka Garuda Nasional, tingkatan paling tinggi untuk mewakili sekolah," katanya.
Ia mengaku, mengetahui anak didiknya hilang justru berawal dari adanya laporan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena masuk tanpa keterangan di instansi tempatnya mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) itu.
Begitu mengetahui anak didiknya itu tidak berangkat PKL, ia langsung konfirmasi kepada orang tua dan pihak keluarga menyatakan Naomi izin untuk mengikuti kegiatan di luar. Padahal, dari pihak sekolah tidak mengadakan kegiatan di luar pembelajaran.
“Dari konfimasi ini, sekolah memang tidak ada kegiatan di luar. Koordinasi dengan teman sesama PKL, didapati informasi bahwa Naomi mau 'open trip' mendaki ke Gunung Slamet. Kita pun langsung koordinasi dengan pihak Gunung Slamet dan melakukan 'tracking' dari berita-berita yang muncul," katanya.
Berkaitan dengan itu, Harti pun mengimbau orang tua agar lebih mengawasi dan memperhatikan anak-anaknya karena harus ada komunikasi yang baik antara anak dan orang tua untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
"Komunikasi yang jujur antara anak dengan orang tua dan sekolah. Karena orang tua menyayangkan kenapa dilaksanakan sendiri, (Harus, red.) ada izin orang tua dan ada tim sehingga menghindari yang seperti ini," katanya.
"Alhamdulillah baru saja dapat berita dari tim bahwa (Naomi, red.) sudah ditemukan dalam keadaan selamat," kata Kepala SMKN 3 Semarang Harti, di Semarang, Selasa.
Naomi sebelumnya dikabarkan hilang saat melakukan "open trip" pendakian di Gunung Slamet bersama rombongan yang berjumlah 40 orang pada 5-6 Oktober 2024.
Rombongan berangkat dari Base Camp Bambangan, Sabtu (5/10) pukul 23.00 WIB, dan kembali lagi ke "base camp" Minggu (6/10) pukul 21.24 WIB.
Namun, Senin (7/10) pukul 11.00, ketua rombongan melapor ke pihak "Base Camp" Bambangan bahwa ada satu pendaki atas nama Naomi Daviola Steyanie (17), pelajar SMK di Kota Semarang yang belum kembali.
Setelah mendapatkan kabar ada salah satu siswanya yang hilang ketika melakukan pendakian, ia langsung mengirimkan tim untuk membantu pencarian ke Gunung Slamet.
Harti menjelaskan bahwa siswinya itu memang dikenal aktif berorganisasi, termasuk di pramuka dan kegiatan di lapangan, seperti mendaki gunung.
"Naomi di pramuka aktif, kegiatan di lapangan juga aktif, naik gunung aktif. Kemarin ikut lomba di Bantir Sumowono. Naomi rencananya akan ikut Pramuka Garuda Nasional, tingkatan paling tinggi untuk mewakili sekolah," katanya.
Ia mengaku, mengetahui anak didiknya hilang justru berawal dari adanya laporan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) karena masuk tanpa keterangan di instansi tempatnya mengikuti praktik kerja lapangan (PKL) itu.
Begitu mengetahui anak didiknya itu tidak berangkat PKL, ia langsung konfirmasi kepada orang tua dan pihak keluarga menyatakan Naomi izin untuk mengikuti kegiatan di luar. Padahal, dari pihak sekolah tidak mengadakan kegiatan di luar pembelajaran.
“Dari konfimasi ini, sekolah memang tidak ada kegiatan di luar. Koordinasi dengan teman sesama PKL, didapati informasi bahwa Naomi mau 'open trip' mendaki ke Gunung Slamet. Kita pun langsung koordinasi dengan pihak Gunung Slamet dan melakukan 'tracking' dari berita-berita yang muncul," katanya.
Berkaitan dengan itu, Harti pun mengimbau orang tua agar lebih mengawasi dan memperhatikan anak-anaknya karena harus ada komunikasi yang baik antara anak dan orang tua untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
"Komunikasi yang jujur antara anak dengan orang tua dan sekolah. Karena orang tua menyayangkan kenapa dilaksanakan sendiri, (Harus, red.) ada izin orang tua dan ada tim sehingga menghindari yang seperti ini," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Alami hipotermia seorang pendaki asal Spanyol ditemukan selamat di Gunung Merapi
14 September 2023 18:39 WIB, 2023