Solo (ANTARA) - Ada yang unik di Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah, yakni keberadaan rel kereta api di sisi selatan bahu jalan. Di jam-jam tertentu, rel ini dilewati oleh kereta api dengan rute Stasiun Solo Purwosari-Wonogiri.

Bagi masyarakat yang terbiasa melintasi Jalan Slamet Riyadi, situasi berbagi ruang dengan kereta api merupakan hal yang normal. Namun, bagi mereka yang jarang melintasi jalan tersebut, maka harus lebih berhati-hati.

Kereta api (KA) perintis bernama Batara Kresna biasa melakukan perjalanan dari Stasiun Solo Purwosari pada pukul 06.00 WIB dan 10.00 WIB. Sedangkan dari Stasiun Wonogiri pemberangkatan juga dua kali, yakni pada pukul 08.00 WIB dan 12.00 WIB.

Tidak jarang para wisatawan sengaja mengabadikan momen ketika KA Batara Kresna tersebut melintas. Bagi mereka, hal itu menjadi pemandangan istimewa karena kereta api yang berjalan di rel dalam posisi paralel dengan kendaraan bermotor tanpa diberi pembatas apa pun, jarang didapati di tempat lain

Oleh sebagian masyarakat, KA ini banyak dimanfaatkan sebagai alat transportasi sehari-hari. Pada perjalanannya, Batara Kresna akan berhenti di beberapa stasiun, di antaranya Stasiun Purwosari, Stasiun Solo Kota, Stasiun Sukoharjo, Stasiun Pasar Nguter, dan terakhir di Stasiun Wonogiri.

Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiantoro menuturkan sebagai KA perintis, Batara Kresna akan terus berkembang menjadi penopang mobilitas masyarakat dan menjadi konektivitas antara Solo dengan Wonogiri.

Dari awal tahun 2024 hingga Oktober, KA yang beroperasi sejak tahun 2015 ini telah melayani sebanyak 101.793 penumpang.

Dari tahun 2020-2023 jumlah penumpang KA Batara Kresna terus mengalami peningkatan, yakni sebanyak 23.282 penumpang pada tahun 2020, naik menjadi 31.450 penumpang pada tahun 2021.

Selanjutnya, pada tahun 2022 jumlah penumpang sebanyak 84.342 orang dan pada tahun 2023 ada sebanyak 125.472 orang yang memanfaatkan KA tersebut.

Keberadaan KA ini bukan hanya mampu mendukung mobilitas masyarakat tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan memperkuat konektivitas wilayah.

"Relasi Solo-Wonogiri yang dilayani oleh KA Batara Kresna memiliki potensi besar sebagai jalur transportasi strategis," katanya.

Salah satu sektor lokal yang merasakan manfaat keberadaan KA ini adalah Pasar Wonogiri. Tidak jarang, penumpang sengaja menjajal KA tersebut hanya untuk berjalan-jalan ke Pasar Wonogiri.

Selain itu, dengan KA mengarah ke Pasar Wonogiri, wisatawan, baik lokal maupun mancanegara bisa tiba di Waduk Gajah Mungkur setelah berkendaraan pribadi atau naik angkutan umum selama 15 menit

Salah satu penumpang, Wijayanti mengatakan pernah menaiki kereta api tersebut hanya untuk ke Pasar Wonogiri. "Terus jalan 300 meter, sudah sampai pasar," katanya.

Di pasar, tersedia berbagai makanan khas Wonogiri seperti kacang mete dan gaplek asli buatan lokal yang menjadi kegemaran banyak warga.

Tiket murah

Berpacu pada prinsip transportasi perintis, saat ini harga tiket KA tersebut tergolong terjangkau, yakni Rp4.000/orang. Tidak sedikit orang menyebut, tiket KA Batara Kresna seharga es teh jumbo.

Meski begitu, Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Semarang yang merupakan unsur pelaksana tugas Direktorat Jenderal Perkeretaapian berupaya memastikan dengan harga tiket tersebut para penumpang tetap memperoleh fasilitas yang layak dan nyaman.

"Harga Rp4.000 tapi masyarakat di stasiun nyaman, di perjalanan nyaman. Itu tanggung jawab kami," kata Kepala BTP Kelas I Semarang Rudi Pitoyo.

Hingga saat ini, komitmen pemerintah untuk memberikan subsidi bagi KA perintis termasuk untuk KA Batara Kresna masih menjadi bagian dari prioritas.

Hal itu terlihat dari nilai kontrak subsidi KA perintis yang pada tahun ini memperlihatkan adanya kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu. Pada 2023, nilai kontrak subsidi KA perintis sebesar Rp147 miliar.

Pada tahun ini, angka itu naik menjadi Rp200,09 miliar. Khusus KA Batara Kresna, nilai subsidi tahun ini juga naik dibandingkan tahun lalu, yakni dari Rp8,7 miliar pada 2023 menjadi Rp9,1 miliar di tahun 2024.

"Setiap tahun komitmen pemerintah sangat tinggi untuk menganggarkan keperintisan. Dengan anggaran keperintisan tapi pelayanan tetap baik," katanya.

Meski masih berstatus sebagai KA perintis dengan sistem tiket bersubsidi, Batara Kresna tetap mengembalikan pendapatan kepada negara. Artinya, negara tetap menerima hasil penjualan tiket dari KA perintis itu.

Tercatat, penerimaan negara dari hasil penjualan tiket Batara Kresna memperlihatkan pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2021, KA Batara Kresna membukukan pendapatan sebesar Rp125.800.000, di tahun 2022 diperoleh pendapatan Rp337.368.000, selanjutnya pada tahun 2023 sebesar Rp501.888.000, dan di tahun ini hingga bulan Oktober mencatatkan angka pendapatan sebesar Rp407.172.000.
 

Peningkatan jalur

Mengingat banyaknya peminat KA tersebut, Balai Teknik Perkeretaapian Semarang sejak akhir tahun 2023 hingga saat ini tengah dalam proses meningkatkan jalur Solo-Wonogiri. Rudi Pitoyo menyebut, target penyelesaian peningkatan jalur tersebut dipatok pada 20 Desember 2024.

Beberapa upaya peningkatan jalur yang dilakukan, di antaranya tipe rel dari R.42/R.33 menjadi R.54, sedangkan tipe bantalan yang sebelumnya besi diganti menjadi beton. Dengan peningkatan jalur ini, harapannya waktu tempuh bisa lebih cepat dari saat ini, dari 80 menit menjadi 60 menit.

Selain itu kecepatan juga meningkat, dari semula 30 km/jam menjadi 60 km/jam. Dengan peningkatan jalur dan kecepatan, diharapkan pula frekuensi perjalanan KA Batara Kresna juga dapat ditambah, dari saat ini empat perjalanan PP menjadi enam PP/hari.

Bukan hanya peningkatan jalur, stasiun pun dipercantik dengan pembangunan gapura di Stasiun Solo Kota, Stasiun Sukoharjo, dan Stasiun Wonogiri.

"Supaya bisa jadi landmark stasiun juga," katanya.

Demi meningkatkan keselamatan, peron kereta api ditinggikan hingga setara dengan pintu kereta. Selain itu, untuk memperkuat keamanan di perlintasan sebidang, telah dibangun empat pintu perlintasan KA beserta pos jaga di wilayah Sukoharjo.

Saat ini, dari keseluruhan upaya peningkatan jalur maupun penambahan gapura sudah hampir selesai. Harapannya, dengan upaya ini geliat ekonomi akan makin terasa.

Ke depan, sangat memungkinkan akan tumbuh pusat-pusat perekonomian baru di sepanjang rute Solo-Wonogiri. Dengan begitu KA Batara Kresna dapat ikut memberikan dukungan.

Mobilitas masyarakat yang makin lancar dengan waktu cepat dengan KA Batara Kresna memungkinkan makin banyak orang yang ingin berwisata ke Wonogiri dan Sukoharjo.

Dengan begitu, bukan hanya geliat ekonomi yang terdampak tetapi sektor wisata juga akan ikut merasakan angin segar dari peningkatan jalur ini.