Kudus (ANTARA) - Universitas Muria Kudus (UMK) melaksanakan reakreditasi perpustakaan sebagai bentuk komitmennya menyediakan akses informasi berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk mahasiswa agar fasilitas yang tersedia lebih memadai dan sesuai standar nasional.

"Dalam melakukan reakreditasi, kami menghadirkan dua asesor lapangan guna melakukan verifikasi, validasi dan klarifikasi terhadap data dan informasi yang tertulis pada Laporan Evaluasi Diri (LED)," kata Ketua Pengurus Yayasan Pembina UMK (YPUMK) Tono Martono di Kudus, Rabu.

Ia mengakui perpustakaan UMK sebelumnya memperoleh akreditasi A, namun untuk mengikuti perkembangan yang semakin maju, perlu dilakukan akreditasi ulang agar mencapai standar terkini.

Sementara itu, Rektor UMK Darsono mengungkapkan proses akreditasi perpustakaan hari ini (18/12) merupakan salah satu bentuk komitmen UMK dalam menjaga mutu layanan akademik dan memastikan bahwa perpustakaan telah memenuhi standar nasional yang ditetapkan.

"Akreditasi ini bukan hanya sebuah penilaian, tetapi juga sebuah langkah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing di tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perpustakaan UMK Hayu Mariana Sulistiawati mengaku optimistis perpustakaan UMK bisa meraih akreditasi unggul, karena sebelumnya juga terakreditasi A.

"Proses reakreditasi ini merupakan bentuk tanggung jawab kami untuk terus meningkatkan mutu. Kami berharap dukungan dari seluruh civitas akademika UMK, karena perpustakaan adalah milik bersama, dan semoga melalui proses ini, perpustakaan kami semakin relevan, inovatif, dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna di era yang penuh tantangan ini,” ujarnya.

Asesor lapangan, Adriati serta Mery Rosmala menyampaikan kendati sekarang memasuki era digital, segala sumber informasi bisa diakses melalui internet, tetapi perpustakaan tidak bisa disepelekan.

"Memang segala informasi bisa diakses melalui mesin pencari di internet, tetapi kita juga tidak bisa memfilter apakah artikel yang diperoleh melalui mesin pencari itu berasal dari sumber yang valid atau tidak. Maka, perpustakaan ini merupakan investasi yang berharga," ujarnya.

Baca juga: UMK Kudus miliki guru besar pertama