Semarang (ANTARA) - Minat baca yang tinggi merupakan salah satu kunci utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kata Kepala Sekolah SDN Jatisari, Kota Semarang, Lia Maylani Hendriyanti, S.Pd., M.Pd.

Namun, berdasarkan data UNESCO, tingkat literasi membaca di Indonesia masih tergolong rendah. Studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 mencatat bahwa Indonesia mengalami sedikit peningkatan dibandingkan 2018, meski skornya masih di bawah rata-rata OECD. Dengan skor tersebut, Indonesia menempati peringkat 69 dari 80 negara.

Menurut Lia, tantangan ini menjadi perhatian banyak pihak, termasuk SDN Jatisari, yang berupaya menghadirkan inovasi guna mendorong siswa lebih aktif membaca.

Salah satu langkah kreatif yang dilakukan adalah pemanfaatan QR Code sebagai sumber bacaan interaktif, yang menjadikan kegiatan membaca lebih menarik dan relevan di era digital.

Inisiatif ini berawal dari keprihatinan pihak sekolah terhadap rendahnya minat baca di kalangan siswa.

Oleh karena itu, Kepala Sekolah SDN Jatisari  bersama tim pendidik berupaya mencari cara agar aktivitas membaca menjadi lebih menyenangkan dan dekat dengan keseharian siswa yang akrab dengan teknologi.

"Kami melihat anak-anak memiliki antusiasme tinggi terhadap teknologi. Oleh karena itu, kami mencoba memanfaatkannya sebagai jembatan untuk meningkatkan minat baca," ungkap Lia.

"Kami memanfaatkan QR Code ini terinspirasi dari pelatihan pengembangan sumber baca berbasis Go Green yang mengintegrasikan teknologi QR Code. Pelatihan ini merupakan Proyek Fasda Perubahan 2024 Tanoto Foundation melalui Tim Green Squad Kota Semarang," tambah Lia.

Setiap tanaman di lingkungan sekolah kini dilengkapi dengan label berisi QR Code. Saat dipindai menggunakan smartphone, siswa diarahkan ke halaman web yang memuat informasi lengkap tentang tanaman tersebut, mulai dari nama latin, ciri fisik, manfaat, hingga cara perawatannya. Tidak hanya dalam bentuk teks, informasi ini juga diperkaya dengan gambar, video, serta kuis interaktif untuk membuat pengalaman belajar lebih menarik.

"Kami ingin siswa tidak hanya membaca, tetapi juga berinteraksi dengan materi yang kami sediakan," ujar Eka Ely Narwanti, S.Pd., guru yang bertanggung jawab atas program ini. "Dengan adanya kuis dan video, kami berharap mereka semakin tertarik untuk belajar," ujar Lia.

Inovasi tersebut mendapat sambutan positif dari para siswa. "Saya jadi lebih semangat belajar tentang tanaman. Dulu saya hanya melihat tanaman sekilas, tetapi sekarang saya jadi tahu banyak tentang tanaman-tanaman di sekolah," ujar Zibran, siswa SDN Jatisari.

Mereka tidak lagi sekadar melihat tanaman sebagai bagian dari lingkungan sekolah, tetapi mulai memahami lebih dalam tentang ekosistem di sekitar mereka.

Pemanfaatan QR Code sebagai sumber bacaan ini menjadi salah satu inovasi yang dapat dijadikan inspirasi bagi sekolah lain.

"Kami ingin menunjukkan bahwa dengan langkah sederhana, seperti memanfaatkan teknologi yang ada, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa," tutup Lia Maylani Hendriyanti. ***