DPR: Pengusiran Dubes RI Jangan Dianggap Remeh
Minggu, 8 Januari 2012 15:13 WIB
"Ini harus disikapi dengan tegas, dan jangan terkesan menerapkan politik diplomasi `cari selamat` (`safety safe`). Kembali pada hakekat asali, bahwa politik luar negeri harus diabdikan kepada kepentingan nasional," tandasnya kepada ANTARA News, Minggu.
Ia mengatakan itu melalui jejaring komunikasi, sehubungan dengan tindak pengusiran Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia (RI) oleh Perdana Menteri (PM) Papua Niuw Guinea (PNG) beberapa hari lalu.
Tindakan sepihak PM PNG itu diberitkan terkait patroli pesawat-pesawat TNI AU yang sigap mengamankan wilayah udara Nusantara dari penyerobotan `pesawat-pesawat tak dikenal`.
"Jelas ini sangat sepihak, tanpa mendengar terlebih dulu penjelasan RI. Dan ini merupakan sikap diplomasi tak beretika dan harus ditanggapi serius," tandas politisi muda Partai Golkar ini.
Fayakhun Andriadi yang tengah menuntaskan studi doktor ilmu politiknya di Universitas Indonesia mengingatkan juga, agar kasus-kasus perbatasan seperti ini, sebagaimana pula sering terjadi dengan Malaysia serta Singapura, tidak bisa didiamkan begitu saja.
"Bila perlu dilakukan tindak balas pengusiran atas para diplomati mereka. Atau, diancam pula dengan pemutusan hubungan dipolomatik," tandasnya.
Sikap `Over Acting`
Sementara itu, secara terpisah, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin (Fraksi PDI Perjuangan), menyatakan, sikap PM PNG untuk mengusir Dubes RI, cenderung berlebihan atau `over acting`.
"Sudah menjadi tugas patroli penerbang-penerbang Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Angkatan Udara (AU) mendeteksi dan mengecek pesawat-pesawat yang melintas di wilayah dirgantara NKRI," tegasnya.
Apalagi, menurutnya, jika pesawat-pesawat itu dikatagorikan sebagai pesawat `tidak dikenal` atau `ragu-ragu dikenal`.
"Tak ada yang salah dari patroli-patroli TNI AU. Itu merupakan prosedur yang layak di mana pun, di semua negara berdaulat," tandasnya.
Dikatakannya, kalau PM PNG tidak bersedia menerima penjelasan resmi Pemerintah RI, ia menyarankan sebuah sikap yang keras.
"Saya menyarankan, putuskan hubungan diplomatik dengan PNG," tegas Tubagus Hasanuddin lagi.
Pewarta : -
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
PBB: Sangat Memprihatinkan, Pengusiran Warga Turki oleh Myanmar dan Thailand
29 May 2017 7:29 WIB, 2017
Djan Faridz: Pengusiran Pengurus Masjid Terhadap Djarot Tunjukkan Radikalisme
15 April 2017 8:30 WIB, 2017
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017