"Kami butuh makan, tapi semua lahan dicaplok perusahaan, sehingga kami tidak bisa menggarap lahan milik kami sendiri," kata Yusuf, salah satu warga Mesuji yang menduduki Register 45 Mesuji, di Bandarlampung, Senin.

Menurutnya, ada dua perusahaan yang telah mengambil lahan register 45, dimana dalam mengarap areal tersebut sama sekali tidak melibatkan warga.

Selain warga yang menduduki Tuguroda, Mesuji Lampung, aksi serupa dan dalam waktu yang bersamaan juga dilakukan dari unsur pemerintah.

"PT BSMI dan perusahaan lain tidak pernah bersedia menemui warga, tapi masyarakat selalu dijadikan korban konflik," katanya.

Ribuan warga yang memenuhi Lapangan Korpri menurut mereka tidak ditunggangi oleh kelompok manapun, melain berdasarkan hati nurani.

Karena itu, mereka meminta pemerintah untuk menemui warga yang ada di lapangan komplek pemerintahan tersebut, untuk menyampaikan tanggapan dari aspirasi para pengunjukrasa.

Massa menuntut agar pemerintah tidak hanya memikirkan perusahaan, tapi juga harus memikirkan nasib warga yang hanya memenuhi kebutuhan hidup belaka.

Sementara itu, dalam unjukrasa kali ini, 750 personel kepolisian dikerahkan untuk mengamankan aksi warga dan mahasiswa itu.

Sampai berita ini diturunkan, aksi unjukrasa warga berjalan tertib, antara masa dari unsur mahasiswa dan warga meskipun mereka menyatu, namun, tidak nampak aksi anarkis.