Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan sosok almarhum RM Margono Djojohadikusumo yang merupakan putra asli Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memiliki kontribusi besar bagi bangsa Indonesia sehingga layak diusulkan sebagai pahlawan nasional.
"Raden Mas Margono Djojohadikusumo bukan hanya seorang ekonom ulung, juga negarawan visioner," katanya saat memberi sambutan dalam Seminar Jejak Perjuangan RM Margono Djojohadikusumo Bagi Republik Indonesia di Ruang Pertemuan Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Banyumas, Selasa sore.
Sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI), kata dia, sosok Margono Djojohadikusumo telah meletakkan dasar bagi sistem perbankan nasional yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Selain sebagai ekonom, lanjut dia, Margono Djojohadikusumo juga merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia yang pertama, sehingga memiliki peran strategis dalam memberi masukan kepada pemerintah pada awal kemerdekaan.
Dia mengatakan setelah seminar yang diselenggarakan dalam rangka pengusulan RM Margono Djojohadikusumo sebagai pahlawan nasional tersebut masih ada proses yang harus dijalani.
"Setelah seminar ini disetujui, diusulkan ke Gubernur Jawa Tengah, selanjutnya diusulkan ke Menteri Sosial, kalau tidak salah paling akhir tanggal 12 April 2025," katanya.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Banyumas sangat mendukung RM Margono menjadi pahlawan nasional dan pihaknya juga akan mengusulkan sosok sebagai nama salah satu jalan di Purwokerto yang selama ini belum menggunakan nama pahlawan.
"Pemkab Banyumas memberikan dukungan penuh terhadap pengusulan RM Margono Djojohadikusumo sebagai pahlawan nasional," kata Bupati menegaskan.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Paguyuban Seruan Eling Banyumas (Serulingmas) Wisnu Suhardono mengatakan Serulingmas sebagai wadah bagi warga Banyumas di perantauan berkolaborasi dengan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan Sigma Research menyelenggarakan seminar tersebut dalam rangka kelengkapan data atau kajian akademik terkait pengusulan RM Margono Djojohadikusumo sebagai pahlawan nasional.
"Juga dibantu oleh Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Wijayakusuma, dan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Serulingmas menyelenggarakan seminar ini di tingkat kabupaten kelahirannya almarhum Bapak RM Margono Djojohadikusumo dan dilanjutkan nanti hari Kamis (20/3) di Semarang, terakhirnya insyaallah di nasional," katanya menjelaskan.
Menurut dia, hal itu dilakukan karena pihaknya sebagai organisasi atau perkumpulan masyarakat Banyumas dan Kebumen merasa punya tanggung jawab moral karena Margono Djojohadikusumo sudah sangat pantas diusulkan sebagai pahlawan nasional, sehingga pihaknya bekerja keras untuk mewujudkan usulan tersebut.
Ia mengakui jika semula, pihaknya ingin menyampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto tentang sejarah Serulingmas terlebih dulu dan selanjutnya akan menggelar seminar terkait pengusulan RM Margono Djojohadikusumo sebagai pahlawan nasional pada tanggal 16 Mei 2025.
Akan tetapi, kata dia, pihaknya mendapat informasi dari Kementerian Sosial bahwa pendaftaran calon pahlawan nasional paling lambat tanggal 12 April 2025.
Lebih lanjut, dia mengatakan banyak hal yang menyebabkan RM Margono Djojohadikusumo layak diusulkan sebagai pahlawan nasional.
"Menurut kami sudah sangat memenuhi kriteria untuk kami usulkan sebagai pahlawan nasional. Memang pasti ada satu pertanyaan bahwa kenapa diusulkannya Bapak Margono bertepatan dengan cucunya (Prabowo Subianto, red.) yang sudah diberikan amanah oleh rakyat untuk memimpin negara ini," katanya.
Ia mengatakan hal itu terjadi karena secara kebetulan dan pihaknya hingga saat ini belum berkomunikasi maupun minta izin kepada keluarga besar almarhum RM Margono Djojohadikusumo.
Kendati demikian, Wisnu mengatakan berdasarkan informasi dan aturannya, Paguyuban Serulingmas sudah bisa melaksanakan sendiri sebagai kelompok masyarakat yang mengusulkan penganugerahan gelar pahlawan nasional tersebut.
RM Margono Djojohadikusumo yang merupakan putra seorang asisten wedana di Banyumas, selama ini dikenal sebagai pendiri Bank Negara Indonesia. Sebelum mendirikan BNI pada tahun 1946, Margono pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang didirikan tidak lama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Margono Djojohadikusumo meninggal dunia pada tanggal 25 Juli 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dawuhan, Banyumas.