"Dari pantauan banyak warga di lokasi kejadian, yakni di Desa Batang Kumuh, suasananya masih tampak mencekam. Masyarakat masih diresahkan dengan aksi penembakan oleh anggota brimob itu," kata kuasa hukum masyarakat, Nasir Sihotang.

Di lokasi bentrok malam ini, sekitar pukul 21.00 WIB, kata dia, banyak anggota kepolisian baik yang berpakaian dinas maupun berpakaian preman berjaga-jaga, bahkan dengan dilengkapi senjata api.

Bentrok warga Desa Batang Kumuh, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu dengan "pengawal" PT Mazuma Agro Indonesia (MAI) menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resor (Polres), AKP Antoni Limban Gaol besar kemungkinan dipicu konflik tapal batas yang tak kunjung tuntas sejak tahun 1998 silam.

Malam ini, kata Nasir, masyarakat yang merasa panik dan resah, beberapa di antaranya bahkan ada yang mencoba untuk mendatangi pihak perusahaan karena masih ada lima warga yang hilang dan sampai sekarang belum diketahui keberadaannya.

"Tapi saya dan teman-teman pemuka masyarakat di Desa Batang Kumuh sudah mengarahkan masyarakat untuk tetap tenang, karena perkara sengketa lahan ini sudah berada di `meja` Mahkamah Agung (MA)," katanya.

Terkait informasi ini, belum ada pernyataan resmi dari Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Kecamatan Tambusai, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Jamil Hasibuan dan Kepala Polisi Resor (Kapolres) Rohul, AKBP Yudi Kurniawan yang sejauh ini belum dapat dihubungi baik secara langsung maupun via telepon. (FZR/N005)

Editor: B Kunto Wibisono