"Saya akan pulang ke Libya pada setiap saat," kata Saadi Gaddafi kepada stasiun televisi Al-Arabiya melalui telepon dari Niger tempat dia mengungsi setelah Tripoli jatuh yang mengakhiri kekuasaan tangan besi 42 tahun ayahnya itu.

"Tujuh puluh persen rakyat Libya tidak puas dengan situasi sekarang," katanya dalam wawancara Jumat dan menambahkan "rakyat Libya dikuasai oleh geng-geng."

Saadi mengatakan, "Ada pemberontakan yang berlangsung setiap hari sekarang, dan terjadi pemberotnakan di seluruh negara itu."

Menjawab pertanyaan apakah Dewan Transisi Nasional yang mengambil alih kekuasaan setelah rezim Gaddafi jatuh tahun lalu, ia mengatakan:"Akan ada satu hari di mana rakyat Libya akan dapat menyapu bersih geng-geng ini."

Kapan ia akan pulang,"Saya akan berusaha untuk yakin bahwa tidak ada balas dendam atau operasi-operasi balas dendam," katanya.

Pemberontakan yang telah menggulingkan Muamar Gaddafi meletus 17 Februari 2011 di kota Benghazi dan kemudian meluas ke seluruh negara itu.

Konflik berdarah itu berakhir dengan tertangkap dan tewasnya mantan pemimpin Libya itu dalam satu pertempuran seru di kota kelahiranya Sirte pada 20 Oktober.

Saadi, 38 tahun mengungsi di Niger Agustus lalu. Negara Afrika itu menolak mengekstradisi dia walaupun pemintaaan berulang-ulang pihak berwenang pemerintah baru.

Mereka menuduh dia mengambil barang-barang dengan paksa dan intimidasi ketika ia memimpin federasi sepakbola Libya, kata federasi kepolisian internasional Interpol, yang mengeluarkan peringatajn keras bagi penangkapan dia.

Presiden Niger Mahammadou Issoufou pada 11 November mengatakan negaranya memberikan suaka politik kepada Saadi Gaddafi atas "alasan kemanusiaan."
(H-RN/Z002)

Editor: Ruslan Burhani