"Munculnya Indonesia sebagai kekuatan regional dengan tanggung jawab global hendaknya mendorong Belanda untuk mengembangkan kerja sama yang tidak saja terfokus pada individu kedua negara, namun juga dalam konteks regional dan internasional saat ini," kata Dubes dalam siaran pers KBRI Den Haag yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

Dubes Retno Marsudi mengemukakan hal itu saat meresmikan pembentukan Indonesia Nederland Society (INS) pada Kamis (22/3) pekan lalu. Acara tersebut dihadiri para angota parlemen Uni Eropa, anggota parlemen Belanda, sejumlah pejabat Belanda seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kehakiman dan Kementerian Keuangan.

Dubes Retno Marsudi juga menjelaskan mengenai perkembangan Indonesia mulai dari tahun 1997 sejak krisis moneter menimpa kawasan Asia Tenggara hingga kemajuan yang telah dicapai Indonesia sampai saat ini, ketika pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil serta muncul sebagai negara demokrasi yang semakin berkembang.

INS yang diketuai mantan Menteri Pertahanan Belanda Willem F. van Eekelen, dibentuk sebagai "second track diplomacy" yang diharapkan membantu kedua negara dalam memperkuat hubungan diplomatik.

Organisasi itu antara lain beranggotakan mantan Menlu Ben R. Bot. anggota Dewan Pertimbangan Agung Jan Kees Wiebenga, mantan Menteri Ekonomi Laurens Jan Brinkhorst, anggota Komisi Pertahanan Parlemen Belanda Hans van Baalen, Guru Besar Utrecht University Dr. D. Grobbee, mantan Menteri Kerja sama Pembangunan Piet Bukman, dan mantan Menteri Kehakiman Korthals Altes.