Ketua Komisi Pembinaan Pengprov PASI Jateng Heri Setiyono ketika dihubungi dari Semarang, Kamis mengatakan, pembatalan Trianingsih turun di maraton harus mengubah atlet lain yang turun di nomor-nomor tertentu.

"Kita sudah mengirimkan surat resmi kepada PB PON melalui PB PASI soal perubahan komposisi atlet yang turun pada PON mendatang dan ini memang diberi waktu hingga 30 Juli mendatang," katanya.

Ia menyebutkan, Trianingsih tetap turun pada tiga nomor yaitu lari 1.500 meter, 5.000 meter, dan 10 ribu meter, sedangkan nomor maraton yang ditinggalkan Trianingsih diisi oleh Unik Setyorini dan Erni Ulatningsih.

Erni Ulatningsih, kata dia, yang semula hanya turun satu nomor yaitu lari 5.000 meter akhirnya ditambah lari maraton, sedangkan Erni Ulatningsih tetap turun satu nomor yaitu maraton.

Kemudian pada nomor lari 1.500 meter sebelum Trianingsih masuk, kata Heri Setiyono yang juga Ketua Harian Pengcab PASI Kabupaten Blora, sebenarnya sudah diisi oleh Septiana Ditasari dan Ambar.

Berhubung Trianingsih turun di lari 1.500 meter, kata dia, akhirnya Septiana Ditasari digeser ke lari 800 meter dan 4X400 meter, sedangkan Ambar (pelari asal Salatiga) tetap diturunkan pada lari 1.500 meter (bersama Trianingsih) dan lari 4X400 meter.

Seperti diketahui mantan pelari klub Lokomotif Salatiga tersebut akhirnya batal turun pada nomor lari maraton PON XVIII Riau setelah mendapat "wild card" pada Olimpiade London, Inggris, 27 Juli hingga 12 Agustus 2012.

Hal tersebut memang aturan dari induk organisasi olahraga atletik bahwa seorang pelari maraton hanya bisa turun dua kali di nomor lari maraton dalam setahun.

"Trianingsih sudah turun di lari maraton Olimpiade sehingga kita putuskan untuk mencabut keikutsertaannya pada nomor yang sama di PON karena waktunya sangat berdekatan," katanya.

Pada pesta olahraga multievent empat tahunan di Riau mendatang, cabang olahraga atletik Jawa Tengah mengirimkan 29 atlet sesuai dengan kuota dari PB PON meskipun yang lolos babak kualifikasi ada 35 atlet.