NBC News, Selasa malam (31/7), melaporkan anggota Tentara Suriah Bebas telah memperoleh hampir dua lusin senjata, yang dikirim kepada mereka melalui tetangga Suriah, Turki, yang pemerintah moderatnya telah menuntut kepergian Bashar dengan desakan yang meningkat.

Petunjuk yang ada ialah pemerintah AS, yang telah menyatakan menentang tindakan mempersenjatai gerilyawan, "tak bertanggung jawab" bagi pengiriman rudal tersebut.

Beberapa sumber pemerintah AS telah mengatakan selama beberapa pekan pemerintah Arab yang sedang berusaha menggulingkan Bashar, termasuk Arab Saudi dan Qatar, telah mendesak pengiriman rudal semacam itu, yang juga dikenal dengan nama MANPADs, singkatan untuk "man-portable air-defense systems", yang akan dipasok kepada gerilyawan.

Dalam beberapa hari belakangan, operasi udara terhadap gerilyawan oleh pasukan pemerintah Suriah tampaknya telah ditingkatkan, terutama di sekitar kota yang diperebutkan, Aleppo, sehingga gerilyawan makin memerlukan MANPADs.

Tidak jelas apa secara pasti jenis MANPADs yang telah dikirim kepada gerilyawan Suriah dan NBS News tidak memberi perincian, demikian laporan Reuters, di Jakarta, Rabu. Senjata semacam itu memiliki klasifikasi dari primitif sampai sangat canggih.

Sekalipun gerilyawan memang memiliki senjata tersebut, juga tidak jelas apakah mereka telah memperoleh pelatihan untuk mengoperasikannya secara efektif terhadap Angkatan Udara Bashar dalam waktu dekat.

Sebagian anggota Senat AS dari kubu konservatif, seperti Senator Republik John Mccaind dan Lindsey Grahama telah mengecam pemerintah Presiden Barack Obama karena bertindak lamban untuk membantu gerilyawan.

Mereka telah menyarankan pemerintah AS lebih melibatkan diri dalam mempersenjatai para penentang Bashar.

Gedung Putih, setidaknya setakat, telah melakukan pendekatan yang lebih berhati-hati.

Hingga Juni, para pejabat AS memperingatkan kalau ada negara Timur Tengah "yang mempertimbangkan untuk mempersenjatai oposisi Suriah", AS mesti "melakukan pendekatan terukur dan berfikir dua kali mengenai penyediaan persenjata, yang bisa memiliki konsekuensi yang tak diharapkan".

Saat itu pun para pejabat AS dan sekutu mengakui para pejabat dari Arab Saudi dan Qatar sedang membahas apakah rudal permukaan-ke-udara bisa membantu gerilyawan Suriah menjatuhkan helikopter buatan Rusia dan pesawat lain yang dimiliki dan digunakan pemerintah Suriah untuk memindahkan tentara di antara tempat bergejolak.
(ANT)