"Beliau (almarhum) saat sebagai Ketua DPR selalu memperhatikan masyarakat Papua dan pernah mengajak diskusi sewaktu saya Ketua Umum KNPI," kata Tjahjo kepada ANTARA di Semarang, Senin, ketika mengenang Kharis Suhud yang wafat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Pusat, Senin pukul 00.36 karena sakit.

Kharis Suhud lahir di Madiun, Jawa Timur, 10 April 1925 dikenal sebagai tokoh militer dan politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR/DPR pada masa Orde Baru (1987--1992).

"Bapak Kharis Suhud pernah menyampaikan gagasan untuk masyarakat di Papua, seingat saya suku Asmat. Saat itu, saya menyatakan siap mendukung langkah Pak Kharis Suhud. Kemudian, beliau menyampaikan gagasan tersebut kepada Presiden Soeharto," kata Tjahjo.


Kharis Suhud, lanjut dia, lantas menghadap Presiden RI H.M. Soeharto. Pada saat Ketua DPR RI itu menyampaikan gagasan mulia tersebut, Pak Harto--sapaan Presiden Soeharto--berkata kepada Kharis Suhud, "Sudahlah sebagai Ketua DPR memikirkan DPR saja. Tidak usah memikirkan pekerjaan dan gagasan lain. Biar Pemerintah saja yang memperhatikan masyarakat Papua."

Setelah bertemu Presiden Soeharto, Kharis Suhud menceritakan hasil pertemuannya itu kepada Tjahjo. "Beliau menceritakan dengan sedih. Pada saat pertemuan, beliau hanya diam dan menyatakan siap kepada Presiden Soeharto," kata anggota Komisi I DPR RI itu.

Tjahjo melanjutkan, "Saya cukup mengenal Bapak Kharis Suhud sejak sama-sama menjadi anggota DPR tahun 1987. Pak Kharis juga sahabat ayah saya almarhum (Letnan Satu Bambang Soebandiono, red.). Beliau figur yang kebapakan dan arif, bijak, tegas walau terkesan pendiam."

"Kalau ketemu saya di mana pun selalu ingatkan saya dan memesankan untuk terus berjuang jangan putus asa dan terus mendampingi Ibu Megawati Soekarnoputri," demikian Tjahjo Kumolo.