Berdasarkan pantauan di Solo, Minggu, informasi palsu teror susulan tersebut beredar di kalangan jurnalis melalui layanan pesan singkat telepon seluler, "Blackberry Messenger", dan "Twitter" sejak Sabtu (1/9).

Dalam informasi yang setelah dilakukan pengecekan ternyata tidak benar itu disebutkan bahwa terjadi penembakan pos polisi dan baku tembak di sejumlah daerah Kota Solo seperti Panggung, Baki, Jajar, Tanjunganom, Jaten, Pusat Grosir Solo, dan Solo Grand Mal.

Amanda Putri, jurnalis media cetak nasional mengatakan beredarnya informasi yang tidak benar itu membuat repot sejumlah jurnalis, termasuk dirinya.

"Info 'hoax' itu bikin capek dan yang pasti membuat jurnalis menjadi repot, apalagi untuk media yang jumlah jurnalisnya terbatas," katanya.

Amanda mengaku telah beberapa kali mengecek ke lokasi untuk memastikan informasi yang ternyata tidak benar itu.

Menurut Arif Fajar, jurnalis media cetak lokal di Kota Solo, informasi palsu terkait teror susulan itu memecah konsentrasi sejumlah jurnalis ketika melakukan tugas peliputan.

"Akibat adanya informasi palsu tersebut, liputan menjadi tidak fokus karena mau tidak mau jurnalis harus mengecek ke lokasi padahal ada liputan lain," ujarnya.

Ia mengharapkan informasi palsu yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu tidak berkelanjutan.

Seperti diwartakan, sejak pertengahan hingga akhir Agustus 2012, terjadi tiga kali serangan bersenjata oleh orang tak dikenal yang diduga terkait dengan terorisme dengan sasaran tiga pos polisi di lokasi yang berbeda di Kota Solo.

Pada Jumat (31/8) malam, sejumlah anggota Densus 88 Mabes Polri melakukan penyergapan dua terduga teroris yang disertai baku tembak di Jalan Veteran, Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Solo.

Dalam penyergapan tersebut, dua terduga teroris yang melakukan serangkaian teror di Kota Solo berinisial F (19) dan M (19), tewas ditembak.

Salah seorang anggota Densus 88 yang ikut melakukan penyergapan terduga teroris, Bripda Suherman, tewas tertembak di bagian dada.

Sebelum penyergapan itu, anggota Densus 88 juga menangkap hidup-hidup terduga teroris berinisial B di Gondarejo, Kabupaten Karanganyar.