Ketua PB Djarum Kudus Yoppy Rosimin ketika dihubungi dari Semarang, Rabu mengatakan, sudah satu bulan ini yang bersangkutan menjalani sebagai pelatih khusus pemain paling muda (usia 12 tahun) di PB Djarum Kudus.

"Saya ingin mencoba menjadi pelatih," kata Maria Kristin seperti dikutip Yoppy Rosimin.

Menurut Yoppy memang secara resmi Maria belum menyatakan mundur dari bulu tangkis sebagai pemain.

Tetapi melihat perkembangan cedera yang dideritanya, kata dia, rasanya sulit untuk kembali seperti semula meskipun yang bersangkutan sudah berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkan cederanya.

"Kalau untuk pertandingan eksibishi yang hanya sehari, Maria Kristin masih bisa tetapi kalau untuk ikut turnamen yang berlangsung empat hingga lima hari tidak bisa karena cederanya lututnya membengkak," katanya.

Ia mengatakan, kalau hanya bertanding sehari, mungkin Maria bisa menampilkan permainan terbaiknya tetapi kalau sudah turnamen tentunya penampilannya akan turun hingga 50 persen.

"Jadi tampaknya sulit bagi Maria Kristin untuk kembali seperti semula dan kini sudah mencoba sebagai pelatih di Djarum Kudus," katanya.

Prestasi terakhir yang dicapai pemain kelahiran Tuban, Jatim, 25 Juni 1985 tersebut adalah menjadi "runner up" pada Russian White Nights Challenge 2011.

Pada partai final dikalahkan rekannya Fransiska Ratnasari melalui pertarungan tiga set 15-21, 23-21, dan 11-21.

Prestasi tertinggi Maria Kristin Yulianti adalah saat meraih medali perunggu Olimpiade 2008 Beijing. Saat itu Maria Kristin mengalahkan tunggal putri tuan rumah Lu Lan dengan tiga set 11-21,21-13, dan 21-15).

Prestasi lain yang dicapai Maria Kristin adalah meraih medali emas SEA Games 2007 (tunggal putri) dan beregu putri), ikut mengantarkan tim Uber Indonesia melangkah ke semifinal 2010, semifinalis tim Indonesia di Piala Sudirman Guangzhou 2009, dan lain sebagainya.