Mereka mengawali kegiatan itu melalui prosesi persembahyangan di teras kelenteng yang terletak di kawasan Alun-Alun Kota Magelang dengan dipimpinan seorang rohaniwan.

"Pembersihan rupang-rupang itu selain membersihkan berbagai sarana persembahyangan, sesungguhnya juga membersihkan umat baik secara fisik, mental, dan nurani, supaya pantas memasuki Tahun Baru Imlek," kata Ketua Yayasan Tri Bhakti Paul Candra Wesi Aji.

Pencucian rupang-rupang yang berupa berbagai peralatan persembahyangan, patung para dewa dan dewi dari 16 altar di kelenteng setempat menggunakan air yang diberi bunga mawar merah dan putih.

Ia menyebut umat membersihkan rupang-rupang secara teliti.

"Pembersihan rupang-rupang sebagai tradisi menjelang Imlek," katanya.

Berbagai patung yang dibersihkan, antara lain Hok Tek Ceng Sin (Dewa Tuan Rumah), Hok Tik Tjieng Sin (Dewa Bumi), Kwam Im Poo Sat (Dewa Belas Kasih), Kwang Kong (Dewa Keadilan), Thian Sian Sing Bo (Dewa Penguasa Air), Kwan Seng Tee (Dewa Perang), dan Thiang Siang Tee (Dea Pembasmi Semua Ilmu Hitam).

Ia mengatakan Tahun Baru Imlek 2564 yang jatuh pada Minggu (10/2) sebagai Tahun Ular Air, simbol keberuntungan.

"Tahun Ular Air ini didukung oleh dua bintang, yakni bintang kebajikan dan kepintaran," katanya.

Ia menjelaskan bintang kebajikan membantu manusia antara lain untuk meniti karir, memperoleh kecukupan keuangan, dan kesehatan, sedangkan bintang kepintaran memberikan kepandaian kepada manusia melalui jalan pendidikan, prestasi belajar, dan pengakuan akademis.