Pentagon mengungkapkan setidaknya satu bomber B-52 terbang di atas wilayah udara Korea Selatan beberapa pekan ini sebagai bagian dari latihan gabungan Korea Selatan-Amerika Serikat yang disebut Pyongyang sebagai persiapan untuk invasi.

"Ini adalah provokasi tak terampuni," kata juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Korea Utara, KCNA.

"AS tengah menyiapkan serangan nuklir strategis yang menyasar Semenanjung Korea ketika situasi tengah berada di ambang perang," kata juru bicara itu seperti dikutip AFP.

Ketegangan militer di Semenanjung Korea mencapai titik tertinggi selama beberapa tahun setelah Korea Utara mengancam Perang Korea jilid dua yang kini dilengkapi senjata nuklir.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan Pyongyang terus mengawasi latihan gabungan itu dan bersumpah melancarkan kontra-aksi militer yang kuat jika bomber strategis itu terbang lagi di atas Semenanjung Korea.

Juru bicara Pentagon George Little mengakui sebuah bomber B-52 dari Pangkalan Andersen di Guam telah terbang ke Korea Utara 8 Maret lalu, sementara kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan B-52 kembali terbang di atas Semenanjung Selasa kemarin.

Little mengatakan Pentagon ingin menegaskan penggunaan B-52 itu dengan meningginya ketegangan di Korea. Dia menyebut penggelaran bomber ini sebagai komitmen AS dalam membela Korea Selatan dari serangan Korea Utara.

Pesan ini juga disampaikan di Seoul Senin lalu oleh Wakil Menteri Pertahanan Ashton Carter yang menjanjikan sumber militer apa pun untuk Korea Selatan, termasuk "payung nuklir" dari AS.