Seperti yang dilakukan panitia TPS 12 Kelurahan Sawah Besar Semarang, Minggu, yang mendandani lima panitia penyelenggara pemungutan suara dengan kostum pewayangan Pandhawa Lima, sementara satu orang lainnya didandani dengan kostum Buto Cakil.

Dengan kostum pewayangan lengkap, para panitia pemungutan suara itu melayani para pemilih di wilayah setempat yang menggunakan hak pilihnya. Alunan tembang-tembang Jawa juga mengiringi suasana pencoblosan di TPS tersebut.

Menurut Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 12 Kelurahan Sawah Besar Wagiman, cara unik yang mereka lakukan itu sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan tradisional, khususnya Jawa agar tidak hilang ditelan perkembangan zaman.

Ia mengatakan selama ini generasi muda kerap tidak mengenal budaya leluhurnya sendiri, padahal budaya Jawa mengajarkan nilai-nilai budi pekerti luhur, misalnya anak-anak muda berani dengan orang tuanya, kemudian bawahan juga tidak menghormati atasannya.

"Karena itu, kami mengusung konsep Pandhawa Lima untuk mengingatkan nilai-nilai luhur bangsa. Tokoh Pandhawa Lima, mulai Puntadewa hingga Nakula dan Sadewa kan berbudi baik. Kami berharap nanti juga terpilih pemimpin yang baik, 'ngayomi' dan melindungi masyarakat," katanya.

Pemakaian kostum pewayangan Pandhawa Lima, kata dia, juga dimaksudkan untuk menarik minat masyarakat menggunakan hak pilihnya sehingga meminimalkan angka golongan putih (golput) pada Pilgub Jateng 2013.