Menurut Andi Arief kepada Antara Jateng, Sabtu malam, pengaruh Taufiq Kiemas, Ketua MPR RI, itu kuat sebagai benteng terakhir ketika politik era demokrasi ini yang beberapa kali mengalami cobaan yang bukan hanya mengarah pada alih kekuasaan, melainkan juga persatuan.

“Pak Taufiq Kiemas yang lahir di Jakarta, 31 Desember 1942, pada usia 70 tahun ini beliau masih tetap tajam analisis politiknya, menuver politiknya positif, dan tegas pada prinsip,” katanya.

Andi mengungkapkan bahwa Taufiq Kiemas bergelar Datuk Basa Batuah yang ayahnya asal Sumatera Selatan dan ibunya dari tanah datar Sumbar.

Dalam empat tahun terakhir, kata Andi, Taufiq Kiemas memperjuangkan dua hal penting, yakni pertama, politik harusnya sudah memasuki fase regenerasi signifikan pasca-2014. Saatnya yang muda berperan banyak, bahkan untuk jabatan Presiden sekalipun. “Bukan hanya wacana, namun Pak Taufiq melakukan banyak komunilasi pada politikus muda,” ujarnya.

Kemudian, kedua, empat tahun terakhir, Taufiq Kiemas melakukan upaya-upaya rekonsiliasi politik dan menjadikan tanggal 1 Juni sebagai upaya hidupkan rekonsiliasi dan Pancasila. Setiap Jelang 1 juni, sejak 2010, setidaknya Taufiq Kiemas selalu melakukan komunikasi intens dan memastikan Presden SBY hadir dalam acara tersebut.

“Pada tanggal 1 Juni 2013, rupanya terjawab malam ini mengapa pertemuan penting tidak dilaksanakan seperti biasanya. Soal Pancasila dan Pilar Kebangsaan mencoba juga menangkap aspirasi dengan bantuan lembaga survey LP3ES/PRISMA, yang hasilnya memang kerinduan Pancasila dan 4 Pilar Kebangsaan itu ada dan nyata,” kata Andi Arief.

Dua bulan lalu, kenang Andi Arief, dalam acara RM-Online dia sempat menyapa dan bertanya tentang Gunung Padang. ”Saya tak menyangka beliau mengikutinya sebagaimana Pak Rizal Ramli membuat saya kaget menanyakan hal yang sama pada acara itu,” ujarnya.

“Doa kami buat Pak Taufik Kiemas. Masih belum terlalu lama utusannya datang menanyakan apakah piramida Gunung Padang ada hubungannya dengan 4 Pilar Kebangsaan dan Pancasila. Sebuah pertanyaan yang masih terngiang. Persatuan, ya, beliau ingin betul-betul yakin Pancasila itu berakar kuat serta berasal dari masyarakat. Kiita belum bisa menjawab pada saat kepergian Datuk Basa Batuah,” demikian Andi Arief.