"Berdasarkan Computer Security Study Microsoft 2013, dua dari tiga komputer yang menggunakan software bajakan terinfeksi malware. Setidaknya ada enam ancaman malware bagi pengguna komputer dengan software bajakan tersebut," kata Willy Hendrajudo saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, ancaman pertama, yaitu beberapa jenis malware memudahkan hacker mengambil alih webcam konsumen tanpa diketahui oleh konsumen.

"Kedua, virus dari software bajakan bisa merusak, membekukan dan bahkan menghilangkan semua data," kata dia.

Selanjutnya, software bajakan memudahkan hacker mencuri password konsumen dan mengambil alih rekening bank konsumen.

"Kebanyakan dari software Windows bajakan tidak memiliki fitur keamanan, jadi konsumen tidak terlindungi dari malware yang berbahaya," ujar dia.

Selain itu, beberapa software bajakan dapat mengganti hard disk asli konsumen dengan salinan yang tidak resmi, yang berarti garansi pabrikan komputer konsumen manjadi tidak valid.

"Terakhir, software bajakan dapat digunakan untuk menyebarkan virus dari komputer konsumen tanpa sepengetahuan konsumen," kata dia.