Perwakilan PT BPI Batang, Susilo, di Batang, mengatakan bahwa pemberian CSR pada empat KUB Desa Kedungsegog ini sebagai bentuk dukungan BPI terhadap kesiapan masyarakat mengantisipasi dampak pergerakan ekonomi proyek pembangunan ketenagalistrikan berkapsitas 2X1.000 megawatt itu.

"Pemberian bantuan CSR ini, kami harapkan bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan jangan sampai mubazir," katanya.

Ia mengatakan bahwa pembentukan kelompok usaha bersama dilakukan secara partisipasi oleh masyarakat kemudian PT BPI melakukan pendampingan rutin setiap minggu dalam penguatan dan pengorganisasian kelompok sehingga mereka bisa mengelola secara optimal dan berkelanjutan.

"Kami berharap program CSR ini bisa meningkatkan kompetensi dan daya saing masyarakat sehingga dapat memunculkan wirausahawan yang siap 'menangkap' peluang ekonomi dengan adanya pembangunan PLTU," katanya.

Menurut dia, saat ini proses pembangunan PLTU sudah mulai berjalan dan hampir memasuki tahap akhir pembebasan tanah dari jumlah lahan yang dibutuhkan seluas 226 hektare.

"Pembebasan lahan seluas 226 hektare sudah hampir tercapai dengan harga Rp100 ribu per meter persegi. Jadi, kami pastikan pembangunan PLTU tetap dilaksanakan di Batang," katanya.

Ia mengatakan bahwa selain melakukan pembebasan lahan dan bantuan CSR, BPI juga telah melaksanakan pengaspalan jalan menuju proyek PLTU hingga Bakalan dan Beji, Kecamatan Tulis serta Kandeman.

"Dengan adanya proyek PLTU ini, kami juga telah mengurangi angka pengangguran dengan menyerap tenaga kerja warga setempat," katanya.

Kepala Desa Kedungsegog, Risbad, mengapresiasi pada PT BPI yang telah memberikan dukungan program CSR pada warga yang terkena dampak pembangunan PLTU.

"Oleh karena itu kami berharap pada warga yang mendapatkan bantuan program itu dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan," katanya.