"Untuk menjaga kesegaran daging sapi dan aman bagi kesehatan kita bisa memanfaatkan buah Lindur untuk membungkus daging dengan cara dibuat edible film atau lapisan pembungkus," kata Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian (PKMP) Siluh Putu Sri Dia Utari dalam siaran pers yang dikirim Humas IPB kepada Antara, Jumat.

Teknologi edible film buah Lindur dapat mempertahankan warna dan menjaga daya awet daging sapi ini ditemukan oleh empat mahasiswa dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.

Keempat mahasiswa tersebut adalah Siluh Putu Sri Dia Utari, Riyan Adi Priyanto, Mawaddah Renhoran, TB M. Gia Ginanjar, dan Annisa Shylina.

Sebagai ketua Tim, Siluh memaparkan, proses pembuatan edible film buah Lindur terbilang sederhana. Diawali dengan proses ekstrasi pati dilakukan dengan pengupasan kulit buah, kemudian direndam dan dicuci kemudian dilakukan disintegrasi dengan penambahan air berbanding 1:2 dan disaring.

Setelah penyaringan dilanjutkan dengan proses sedimentasi, pencucian, serta sentrifugasi dan akhirnya didapatkan ekstraksi pati.

"Pembuatan edible film dimulai dengan pemanasan pati dan diaduk pada suhu 70 derajat celcius selama 15-20 menit, pada saat yang bersamaan dilakukan pemanasan karagenan hingga suhu 70-80 derajat celsius," katanya.

Kemudian, lanjut Siluh, dilakukan pencampuran keduanya pada suhu 80-90 derajat celsius. Gliserol ditambahkan pada larutan campuran tersebut sambil diaduk dan dipanaskan.

Larutan edible film dicetak pada plat kaca dan ditambahkan antimikroba kitosan. Edible film yang sudah tercetak kemudian dikeringkan pada suhu 60 derajat celsius selama 5-6 jam.

Selanjutnya, mengaplikasikan edible film yang terpilih pada daging sapi sebagai pengemasnya. Hasilnya tepung pati buah lindur dapat digunakan sebagai edible film.

Menurut Siluh, adanya edible film yang ditambahkan antibakteri kitosan sebagai pengemas pada daging sapi dapat berfungsi sebagai barrier atau penghambat pertumbuhan bakteri.

"Selain itu juga berfungsi melapisi pada permukaan bahan pangan, sehingga mampu mempertahankan kualitas warna dan daya awet daging sapi dibandingkan dengan tanpa pengemas maupun dengan pengemas plastik selama penyimpanan pada suhu ruang," ujarnya.