Prof. Wiwieq: Tindakan Positif Parpol Tingkatkan Partisipasi Masyarakat
Sabtu, 30 November 2013 11:15 WIB
Inset: Prof Wiwieq, sapaan akrab peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI Prof. Dr. R. Siti Zuhro, M.A. (Ilustrasi: ANTARA Jateng/Kliwon).
"Bagaimana meningkatkan animo masyarakat menyambut Pemilu 2014 dan bagaimana membuat mereka mau menggunakan hak politiknya dalam pemilu anggota legislatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden nanti adalah tugas kita semua," kata Prof. Wiwieq--sapaan akrab R. Siti Zuhro—kepada Antara Jateng, Sabtu.
Sebelumnya, hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan bahwa ketertarikan masyarakat pada politik rendah, bahkan 60 persen responden menyatakan kurang tertarik dan tidak tertarik sama sekali.
Menyinggung soal hasil survei tersebut, Prof. Wiwieq mengemukakan bahwa hal itu menjadi pekerjaan rumah para pemangku kepentingan (stakeholders) terkait dengan pemilu untuk mengantisipasi dan mencarikan solusi konkretnya.
Menurut dosen tetap pada Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Riau itu, masyarakat akan tertarik pada politik bila korelasinya positif terhadap praktik pemerintahan yang baik, bersih, dan melayani.
Akan tetapi, kata pakar otonomi daerah itu, kalau hasilnya sebaliknya, tidak positif dan praktik-praktik tindakan buruk terus marak, rakyat akan skeptis dan apatis.
"Mereka merasa cemas, khawatir, ragu, dan kecewa. Perasaan campur aduk itulah yang saat ini sedang mereka rasakan," kata alumnus Curtin University, Perth, Australia itu.
Oleh karena itu, Wiwieq memandang perlu "leverage factor" (faktor pengungkit) untuk membangkitkan animo masyarakat dengan cara menghadirkan caleg-caleg yang dinilai mampu mewakili rakyat setelah duduk di DPR, DPD, dan DPRD.
Dalam konteks pemilu anggota legislatif, kata Prof. Wiwieq, rakyat perlu didorong untuk memilih caleg-caleg andalan tanpa harus tersekat-sekat oleh parpol yang menjadi rumah para caleg.
Dengan memilih caleg-caleg andalan yang memiliki integritas, kredibilitas, kompetensi, kapasitas, dan kepemimpinan diharapkan parlemen atau lembaga legislatif di semua wilayah di Indonesia akan bekerja efektif dan produktif.
Demikian pula dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, menurut Prof. Wiwieq, semestinya parpol mencalonkan capres-cawapres dambaan dan kepercayaan rakyat.
"Dengan mempromosikan capres-cawapres kehendak rakyat, tidak hanya animo rakyat saja yang meningkat, tetapi juga kemungkinan menurunnya penggunaan politik uang," ucapnya.
Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember itu berharap rakyat menjadi buster atau kekuatan pendorong (driving force/prime mover) bagi perubahan paradigma dari "politik uang" ke "politik saweran".
"Artinya, bila calon-calon pemimpin yang ditawarkan dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah calon-calon yang dipercaya dan meyakinkan rakyat, partisipasi mereka bisa dipastikan akan meningkat," kata Prof. Wiwieq.
Pewarta : Kliwon
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017