Yingluck Shinawatra Bubarkan Parlemen Thailand
Senin, 9 Desember 2013 11:18 WIB
Pemimpin ekonomi Thailand, Yingluck Shinawatra (kiri), saat berjabat tangan dengan pemimpin ekonomi Indonesia, Susilo Yudhoyono (kanan), sebelum sidang ABAC Dialogue With Leaders' KTT APEC 2013, di Nusa Dua, Bali, Senin (7/10). Kini kepemimpinan Shin
"Situasi mungkin memperburuk sampai memicu kekerasan sehingga pemerintah memutuskan untuk mengembalikan kekuasaan kepada rakyat," katanya, dalam pidato yang disiarkan jaringan televisi nasional Thailand.
Yingluck, dikutip Bangkok Post, mengatakan dia menyerahkan keputusan kepada rakyat melalui pemilu.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Thailand, Lutfi Rauf, sebelumnya, meminta warga negara Indonesia menghindari demonstrasi yang sedang marak di Thailand menyusul krisis politik di negeri Gajah Putih itu.
"WNI agar menghindari atau menjauh dari tempat-tempat demonstrasi atau daerah yang diperkirakan akan dilewati pendemo," kata Rauf, dalam pernyataannya.
Massa di Bangkok, Thailand, berdemonstrasi besar-besaran di Kantor Perdana Menteri Thailand untuk menuntut perempuan pemimpin itu mengundurkan diri dari jabatannya, antara lain, karena terpengaruh pada kakaknya, Thaksin Shinawatra.
Atas desakan mundur dari penentangnya itu, Yingluck mengusulkan referendum dan dia bersedia mengundurkan diri bila hasil referendum memutuskan dia harus mundur.
Kemelut politik dan kepemimpinan Thailand merebak sejak Thaksin digeser dari posisinya melalui kudeta tak berdarah yang dimotori militer negara Gajah Putih itu.
Secara tradisi, penyelesaian masalah-masalah fundamental Thailand biasanya akan bermuara pada putusan raja, Bhumibol Aduljadej, atau Rama IX, yang sangat dihormati dan dicintai rakyat negara itu.
Pewarta : -
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Gadget
Lihat Juga
Prancis: Keputusan Donald Trump "Risiko Serius" bagi Tatanan Perdagangan Global
01 February 2017 6:29 WIB, 2017