Pramono Edhie Bantah Indonesia Neolib
Minggu, 16 Februari 2014 7:29 WIB
Salah satu peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo. (Foto: ANTARA/Fanny Octavianus)
"Itu tidak benar. (Neolib) Itu dipopulerkan orang yang mungkin mencari popularitas," kata peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat itu dalam dialog dengan kalangan wartawan di Medan, Sumut, Sabtu sore.
Menurut Pramono, untuk memutuskan Indonesia menerapkan konsep neolib atau tidak, diperlukan pembahasan secara luas dengan memperbandingkan arti istilah itu dengan kebijakan yang diterapkan pemerintah.
Isu yang didengung-dengungkan selama ini, pemerintah menerapkan kebijakan yang tidak mempedulikan nasib rakyat kecil dengan membuka pasar secara luas.
Namun, kebijakan yang ditetapkan pemerintah Indonesia justru membantah isu tersebut dengan banyaknya program yang membantu masyarakat kurang mampu.
Ia mencontohkan pemberian raskin, bantuan operasional sekolah (BOS), UMKM, badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS), kredit usaha rakyat (KUR), dan program PNPM.
"Indonesia memberikan bantuan kepada kelompok yang membutuhkan. Itu sudah bukan neolib," ujarnya.
Isu neolib tersebut mungkin dapat dibenarkan jika Indonesia tidak mengalami kemajuan. Namun dalam kenyataan, Indonesia justru semakin maju dan semakin mendapatkan pengakuan internasional.
"Dibawah pemerintahan SBY yang katanya neolib, Indonesia lebih baik atau tidak?" kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.
Ketika dipertanyakan masih banyaknya utang Indonesia, Pramono Edhie justru menilai hal itu sebagai bentuk meningkatnya kepercayaan internasional.
"Kenapa luar negeri mau memberi utang terus? Karena mereka tahu Indonesia pasti mampu membayar utangnya," ucapnya.
Sebagai pertanggungjawaban atas kepercayaan internasional tersebut, pemerintah harus dapat menggunakan utang itu sebagai modal pembangunan untuk meningkatkan kemajuan bangsa.
"Jadi, (utang itu) bukan aji mumpung-mumpungan," tukas Pramono.
Pewarta : Antaranews
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Mertua SBY dimakamkan di samping makam suaminya Sarwo Edhie Wibowo
21 September 2021 13:54 WIB, 2021
Terpopuler - Politik dan Hankam
Lihat Juga
Zulkifli Hasan Berharap Jakarta Kembali Tenang dan Damai Setelah Pilkada
02 February 2017 6:50 WIB, 2017
Agus: Saya hanya Sampaikan "Salam Hormat" ke Pak Maruf dan Pengurus PBNU
01 February 2017 19:04 WIB, 2017
" Presiden Jokowi Ingin Bertemu Saya, Tapi Dilarang Dua-Tiga di Sekeliling Beliau," Kata SBY
01 February 2017 18:35 WIB, 2017
Tim Anies-Sandi: Kegiatan PT MWS pada Masyarakat Tentang Reklamasi Pulau G Memaksakan Ambisi
01 February 2017 17:17 WIB, 2017
Setnov: NU Salalu Hadir sebagai Organisasi yang Suarakan Perdamaian dan Kesejukan
01 February 2017 16:41 WIB, 2017
Ahok Menyayangkan ada Pihak yang Mengadu Domba bahwa Dia Menghina Integritas PBNU
01 February 2017 16:12 WIB, 2017
Din: Tudingan Ahok Terhadap Maruf Bernada Sarkastik dan Sangat Menghina
01 February 2017 15:58 WIB, 2017
SBY perlu Klarifikasi Pernyataan Kuasa Hukum Ahok yang Mengkaitkan Fatwa MUI
01 February 2017 14:56 WIB, 2017