"Alhamdulillah survive, mengamen dan bekerja paruh waktu modal saya sekolah kala itu," kata alumni University of Texas, AS, itu melalui surat elektronik yang dikirimkan dari Makassar, Rabu.

Gita menceritakan pengalamannya itu saat berdialog dengan anak-anak muda yang menjadi pengikut (followers) pada akun twiter dan facebook miliknya di Makassar, Selasa (4/3).

Salah satu peserta Konvensi Calon Presiden dari Partai Demokrat itu berada di Makassar untuk mengikuti debat antarpeserta konvensi di Makassar pada Rabu ini.

Gita menceritakan ayahnya adalah seorang dokter ahli kesehatan masyarakat yang pernah bekerja di Badan Kesehatan Dunia (WHO) Perwakilan India dan Bangladesh dan semasa remaja itu dia mengikuti penugasan ayahnya dan sekolah di negara tersebut.

"Saat ayah pensiun tekad saya untuk sekolah ke luar negeri tidak terbendung meski kondisi ekonomi keluarga kurang mendukung," katanya saat ingin melanjutkan sekolah ke AS.

Lantaran biaya kurang mendukung, Gita menceritakan mengharuskan dirinya mengamen karena dia terampil memainkan piano dan bekerja paruh waktu mulai menjadi pembersih toilet, pencuci piring di restoran, sopir hingga sempat berjualan kulit ular, dan memberi les piano.

"Saya percaya dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini akan banyak anak bangsa yang dengan mudah menimba ilmu di kampus-kampus ternama di dunia. Ini PR pemerintah yang akan datang," kata alumni pascasarjana Baylor University dan Harvard University, AS, itu.