"Bagaimanapun kita berutang budi pada beliau (Soeharto) yang berhasil membangun persatuan di tengah kekacauan yang luar biasa," katanya di kompleks pemakaman Astana Giri Bangun, Karanganyar, Jumat.

"Meskipun mengundang kontraversi, tapi bagi PKS, Pak Harto juga memiliki jasa-jasa bagi negeri ini yang tak bisa dilupakan begitu saja," katanya yang khusus mengenakan batik berwarna ungu muda dan memakai peci hitam untuk ziarah tersebut.

Terkait alasannya mengunjungi makam mantan penguasa Orde Baru itu, Anis mengaku dirinya memang terbiasa melakukan ziarah ke makam para wali dan tokoh nasional, serta mengunjungi situs-situs bersejarah.

"Saya pernah ke makam Sunan Kalijaga, Raden Patah, Kyai Hasyim Asyari, Gus Dur, Rumah Bung Karno di Bengkulu, kemudian sekarang ke makam Pak Harto," ujar Anis.

Sebagai orang Indonesia yang lahir di masa Orde Baru, Anis mengaku masih ingat ketika SD diharuskan menggambar wajah mantan Presiden Soeharto dan mantan Wakil Presiden Adam Malik.

"Pertama kali bertemu langsung dengan beliau (Soeharto) saat saya menjadi penerjemah di KTT Non-Blok pada era 90-an," kata dia.

Di Astana Giri Bangun, Anis juga berziarah ke makam Raden Mas Said, Pangeran Mangkunegoro II, dan Kyai Noer Besari.

Ziarah tersebut juga diikuti Sekjen PKS Taufik Ridho, Bupati Karanganyar Juliatmono, dan Wakil Bupati Rohadi Widodo.