Raeni
Kamis, 12 Juni 2014 12:28 WIB
Raeni menuju Auditorium Unnes untuk mengikuti wisuda diantar oleh Mugiyono, ayahnya, Selasa (10/6). Foto Humas Unnes/Lintang Haki
Anak pengayuh becak asal Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, ini mampu menorehkan prestasi akademik spektakuler, yakni menjadi lulusan sarjana terbaik dengan capaian indeks prestasi 3,96 alias berjudisium summa cum laude.
Tidak mudah bagi mahasiswa tingkat sarjana (S-1) dengan beban kredit lebih dari 120 SKS bisa menggapai summa cum laude.
Itu berarti Raeni hanya menyisakan satu-dua mata kuliah bernilai B, sedangkan sisanya mendapat ganjaran nilai A alias sempurna di Jurusan Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Unnes. Kini mengalir tawaran kepada Raeni untuk melanjutkan studi S-2, termasuk ke Inggris.
Prestasi spektakuler Raeni ini menunjukkan keterbatasan ekonomi keluarga tidak selalu menjadi aral bagi anak yang memiliki kemauan kuat menggapai impian.
Sejak di sekolah menengah, Raeni memang sudah menunjukkan kemauan kuat meraih impiannya. Oleh karena itu, ia nyaris selalu berada di posisi teratas di sekolahnya.
Penghasilan ayahnya, Mugiyono, sebagai pengayuh becak jelas tidak seberapa, di bawah Rp20.000 per hari. Uang ini tentu mustahil bisa digunakan untuk menguliahkan anaknya, di luar kota lagi. Raeni memang dapat beasiswa Bidikmisi, namun amat pas-pasan.
Akan tetapi, sekali lagi, kesungguhan yang dibuktikan dengan bekerja keras selalu lebih dekat dengan kesuksesan. Selalu ada jalan untuk mewujudkan impian.
Menjadi remaja atau anak muda di zaman serbainstans dan multimedia seperti sekarang ini sejujurnya tak mudah. Godaannya begitu beragam dan berlangsung intens.
Barang siapa yang gagal mengelola waktu dan mempersiapkan masa depannya sejak dini, kemungkinan besar akan redup ditelan zaman yang menuntut orang berpikir cepat dan tetap akurat.
Kemampuan berpikir cepat dan akurat mustahil bisa diraih tanpa melakukan upaya sistematis, antara lain, melalui pengalaman dan pendidikan, apa pun bentuknya. Pendidikan formal, termasuk di bangku kuliah, baru merupakan sebagian kecil dari proses panjang belajar dan belajar.
Pengalaman membuktikan bahwa orang-orang yang sejak usia dini terbiasa berkompetisi untuk meraih prestasi, memiliki daya juang dan sportivitas tinggi serta lebih menghargai proses.
Mereka selalu menolak cara-cara instan untuk sekadar lulus ujian nasional, misalnya. Melihat catatan prestasi akademiknya dan latar belakang keluarganya, Raeni jelas sosok seperti itu.
Sesungguhnya masih ada ribuan, puluhan ribu, bahkan jutaan Raeni di negeri ini dengan segala varian dan ruang lungkup prestasinya. Mereka memiliki karakter yang sama, mau bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya.
Orang-orang ini selalu mencari celah dan jalan lain ketika berhadapan dengan tembok, bukan dengan mengumpat dan mengutuk tebal dan tingginya tembok. Mereka memang dilahirkan untuk memecahkan masalah.
Bagi orang-orang spesial ini, mantra "man jadda wa jada" (barang siapa yang serius, dia akan berhasil) bukan hiasan dinding, melainkan cara laku hidup! ***
Pewarta : Achmad Zaenal M
Editor : Zaenal A.
Copyright © ANTARA 2025