"Saya memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Surabaya yang membuat keputusan strategis, menutup lokalisasi Dolly," kata Dino Patti Djalal melalui siaran persnya yang diterima Kamis.

Menurut Dino Patti, langkah Pemerintah Kota Surabaya yang menutup lokalisasi Dolly dan mengalihkan profesi pekerjanya dari wanita tuna susila menjadi pekerja di bidang usaha kecil yang sesuai dengan norma agama, adalah sangat manusiawi dan merupakan langkah tepat untuk mengangkat derajat kaum perempuan.

Pengalihan profesi para pekerja seks komersial di Dolly dengan memberikan keterampilan untuk membuka usaha kecil, merupakan perlakuan manusia untuk menjadikannya lebih baik.

"Saya mendukung penutupan Dolly," katanya.

Dino Patti berharap, Pemerintah Kota Surabaya tetap melakukan pembinaan secara berkelanjutan kepada para PSK agar mereka tidak kembali lagi ke profesi sebelumnya.

"Mereka harus terus dibina dan didampingi, diberikan pelatihan keterampilan sebagai bekal untuk alih profesi dalam melakukan usaha ekonomi produktif yang lebih layak dan manusiawi," tuturnya.

Semetara itu, Pemerintah Kota Surabaya melakukan penutupan lokalisasi Dolly di kota tersebut, terhitung mulai Rabu (18/6).

Pada prosesi acara penutupan tersebut dihadiri antara lain oleh Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.