Surono: Aktivitas Vulkanik Gunung Slamet Belum Stabil
Minggu, 5 Oktober 2014 13:27 WIB
Oleh karena itu, kata dia, status Gunung Slamet masih tetap "Siaga" dan masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak.
"Di luar radius tersebut, kondisinya aman. Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa, dari berwisata hingga aktivitas lainnya," ucap pria yang akrab disapa Mbah Rono itu.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Gunung Slamet pada hari Sabtu (4/10), pukul 18.00-00.00 WIB, terhalang kabut dan terekam adanya gempa tremor menerus.
Sementara pada hari Minggu (5/10), pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Slamet teramati mengembuskan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian 50-200 meter dari puncak serta terekam gempa tremor menerus.
Disinggung kemungkinan energi yang dikumpulkan Gunung Slamet melalui gempa tremor menerus itu hanya dilepas dalam bentuk embusan, dia mengatakan bahwa hal itu yang diharapkan.
"Saya berharap seperti itu (energi dilepas hanya dalam bentuk embusan, bukan sebagai material pijar, red.)," ujarnya, berharap.
Dia mencontohkan pengamatan PVMBG yang dilakukan pada hari Sabtu (4/10), pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Slamet teramati mengembuskan asap putih tipis hingga tebal setinggi 50-600 meter yang condong ke barat serta terekam adanya 23 kali gempa embusan dan gempa tremor menerus dari pukul 07.29 WIB hingga 12.00 WIB.
Sinabung
Dalam kesempatan tersebut, Surono mengatakan bahwa Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara pada hari Minggu (5/10) mengalami empat kali erupsi.
Menurut dia, erupsi pertama terjadi pada pukul 01.46 WIB berupa awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 4.500 meter ke arah selatan, tinggi abu vulkanik 2.000 meter, dan lama erupsi 263 detik.
"Hal itu dipantau menggunakan 'thermal-camera'," jelasnya.
Sementara erupsi kedua, kata dia, terjadi pada pukul 06.38 WIB berupa awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.500 meter ke arah selatan dan lama erupsi 152 detik.
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 07.36 WIB, berupa awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 3.000 meter ke arah selatan dan lama erupsi 158 detik.
Sedangkan erupsi ketiga terjadi pada pukul 07.53 WIB berupa awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 4.500 meter ke arah selatan dengan tinggi kolom abu vulkanik 3.000 meter dan lama erupsi 229 detik.
"Semoga Tuhan Yang Mahaesa memberikan perlindungan dan bimbingan kepada masyarakat, khususnya pengungsi di sekitar Gunung Sinabung," tuturnya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024