Logo Header Antaranews Jateng

Kuburan Massal Plumbon Dipasangi Nisan

Kamis, 26 Februari 2015 19:45 WIB
Image Print
Seorang pekerja mengukir batu nisan di kawasan Simpang Tiga Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (14/7). FOTO ANTARA/Ardiansyah Indra Kumala/ama/12.

"Kalau untuk penguburan ulang kan harus menunggu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)," kata Koordinator Perkumpulan Masyarakat Semarang untuk HAM (PMS-HAM) Yunantyo Adi S. di Semarang, Kamis.

Hal itu diungkapkannya usai audiensi antara PMS-HAM didampingi agamawan Romo Aloysius Budi Purnomo dan kalangan mahasiswa dengan Pemerintah Kota Semarang diwakili Sekretaris Daerah Adi Trihananto.

Menurut Adi, rencana pemasangan nisan di makam yang biasa disebut Kuburan Plumbon diiringi ritual doa lintas agama itu dimaksudkan sebagai upaya memanusiakan jenazah sembari menunggu kajian Komnas HAM.

"Oleh karena itu, kami ajak audiensi Pemkot Semarang untuk meminta saran sekaligus izin untuk memasang nisan. Kami bersyukur karena Pemkot Semarang mengapresiasi rencana pemasangan nisan ini," katanya.

Diduga ada 24 korban yang dimakamkan secara massal di Kuburan Plumbon menurut kesaksian warga setempat. Namun, ada pula yang menyebutkan jumlah korban yang dimakamkan sebanyak 12 orang.

Namun, kata dia, setidaknya telah didapatkan sebanyak delapan identitas korban yang dimakamkan di Kuburan Plumbon dari hasil penyelidikan yang dilakukan PMS-HAM dalam kurun Januari--Februari 2015.

"Delapan korban yang diketahui identitasnya ini merupakan warga Kabupaten Kendal sebab saat peristiwa terjadi Dusun Plumbon secara administratif memang masuk wilayah Kabupaten Kendal," katanya.

Delapan korban yang diketahui identitasnya itu, yakni Mutiah (dulunya guru TK), Soesatjo (dulunya pejabat teras Kendal), Sachroni, Darsono, Yusuf (dulunya carik), Kandar (carik), Dulkhamid, dan Surono.

Oleh karena itu, kata Yunantyo, nisan yang akan dipasang di Kuburan Plumbon rencananya dicantumkan nama delapan korban, ditambah kata "dan kawan-kawan", mengingat korban-korban lainnya belum diketahui identitasnya.

Romo Budi dari Gereja Kebondalem Semarang mengatakan bahwa penemuan makam yang diduga kuburan massal itu menantang aspek kemanusiaan masyarakat sekarang ini untuk memberikan penghormatan yang sepantasnya.

"Ya, harus menata kembali, menjadikan tempat yang pantas kepada mereka. Sekurang-kurangnya membongkar dan memakamkan mereka kembali secara layak. Kalau sementara dipasangi nisan, saya rasa baik," katanya.

Sementara itu, Sekda Kota Semarang Adi Trihananto mengapresiasi rencana pemasangan nisan sebagai tanda pemakaman untuk menghindari penyalahgunaan, seperti pengaitannya dengan hal-hal bersifat mistis.

"Tadi, kawan-kawan meminta izin untuk memasang tanda di makam yang ada. Saya kira, hal yang baik untuk menghindari penyalahgunaan. Kami setuju untuk seyogianya merawat makam dengan baik," katanya.

Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024