Utusan PBB Puji Pembebasan Kota Tikrit dari ISIS
Kamis, 2 April 2015 11:26 WIB
Pejabat senior PBB di Irak tersebut mengatakan keamanan dan keselamatan warga sipil harus diutamakan sejalan dengan prinsip hak asasi dasar dan hukum kemanusiaan. Pada saat yang sama, ia menyeru pemerintah agar memastikan semua warga Tikrit yang menyelamatkan diri dari ISIS dapat secara aman pulang ke rumah mereka dan menyediakan tanpa menunda-nunda bantuan kemanusiaan yang sangat diperlukan.
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi pada Selasa pagi (31/3) mengatakan dibebaskannya Tikrit, Ibu Kota Provinsi Salahudin, membuat lemah kelompok fanatik Negara Islam (IS), tapi pertempuran sengit dan berdarah diperkirakan akan berkecamuk saat pembebasan Provinsi Anbar dan Mosul di Irak Utara.
Al-Abadi mengumumkan pembebasan Tikrit, sekitar 170 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, setelah pertempuran sekitar selama satu bulan melawan petempur IS. Sebanyak 30.000 prajurit Irak dan ribuan anggota milisi Sunni dan Syiah sekutunya telah terlibat dalam serangan terbesar di Irak untuk merebut kembali bagian utara Provinsi Salahudin, termasuk Tikrit dan desa serta kota kecil penting lain, dari anggota ISIS.
Misi Bantuan PBB di Irak (UNAMI, yang dipimpin Kubis, juga menyiarkan daftar korban jiwa untuk Maret, kata Xinhua. UNAMI melaporkan sebanyak 997 orang Irak tewas dan 2.172 orang lagi cedera dalam aksi teror dan kekerasan pada bulan itu. Jumlah warga sipil yang tewas adalah 729 dan jumlah warga sipil yang cedera 1.785.
Baghdad, ibu kota Irak, adalah gubernuran yang paling terpengaruh dengan 1.290 korban jiwa sipil, kata UNAMI.
Di tengah pertempuran yang berkecamuk antara pasukan pemerintah Irak dan ISIS serta berlanjutnya bentrokan sektarian di seluruh masyarakat Irak, negara Timur Tengah tersebut menghadapi tantangan keamanan yang sangt besar, katanya.
Irak juga sedang menghadapi ujian tekanan fiskal dan UNAMI saat ini bekerja secara aktif dengan pemerintah untuk membantuk Dana Pembangunan Kembali dan Pemulihan, sementara tantangan yang muncul untuk mendukung orang yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik juga masih sangat besar.
Secara keseluruhan, 5,2 juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan. Sebanyak 2,25 juta di antara mereka adalah orang yang kehilangan tempat tinggal dan 235.000 pengungsi dari Suriah. Penduduk Wilayah Kurdistan telah bertambah sebanyak 30 persen akibat arus pengungsi tersebut.
(Uu.C003)
Pewarta : -
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024