Logo Header Antaranews Jateng

Rupiah Melemah Menjadi Rp13.272 per Dolar AS

Rabu, 24 Juni 2015 11:26 WIB
Image Print
Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Rabu, Rp13.272 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan nilai tukar dolar AS kembali menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah, setelah data penjualan rumah baru di Amerika Serikat meningkat melebihi ekspektasi pasar.

"Positifnya data perumahan baru di AS itu kembali membuka peluang suku bunga Fed akan naik pada September 2015 mendatang. Pejabat Fed melihat adanya peluang 50:50 untuk menaikkan suku bunga acuan," katanya.

Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan pada Selasa bahwa penjualan rumah keluarga tunggal baru pada Mei berada di tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 546.000 unit atau 2,2 persen di atas tingkat yang direvisi April pada 534.000 unit dan 19,5 persen di atas perkiraan Mei 2014.

Menurut dia, membaiknya prospek perekonomian Amerika Serikat akan mendorong peningkatan permintaan dolar AS sehingga berpotensi menekan mata uang berisiko seperti rupiah.

Di sisi lain, lanjut dia, depresiasi nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen dari negosiasi penyelesaian utang Yunani yang masih dalam pembahasan sehingga menimbulkan ketidakpastian di mata pelaku pasar uang global, termasuk di dalam negeri.

"Bertahannya ketidakpastian mengenai negosiasi utang Yunani mendorong permintaan terhadap mata uang dolar AS tinggi," katanya.

Sementara pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan Bank Indonesia memprediksi perekonomian domestik pada kuartal II tahun ini lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya dan itu dapat menahan depresiasi rupiah lebih dalam.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia itu seiring dengan penyerapan anggaran pemerintah yang membaik, situasi itu dapat membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh," katanya.

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024