Logo Header Antaranews Jateng

Mengantisipasi Pindahnya Kemacetan ke Jawa Tengah

Selasa, 7 Juli 2015 09:14 WIB
Image Print
ilustrasi
Keberadaan jalan bebas hambatan ini dinilai cukup strategis untuk mengurai kemacetan di jalur utama pantai utara Jawa.

Jalan tol sepanjang sepanjang 116,7 kilometer tersebut, diperkirakan dapat mengurangi kemacetan jalur pantai utara Jawa hingga 40 persen.

Melalui ruas tol ini, waktu tempuh dari Jakarta hingga Brebes, Jawa Tengah, diperkirakan hanya sekitar empat jam.

Hal tersebut dimungkinkan terealisasi mengingat pengendara bisa menghindari Simpang Jomin, Karawang, Jawa Barat, yang selama ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kemacetan di kawasan Pantura.

Namun, jalan keluar mengatasi kemacetan panjang yang mungkin terjadi saat arus mudik dan balik tersebut bukan tanpa persoalan baru.

Wakil Kapolda Jawa Tengah Brigadir Pol Jenderal Musyafak mengatakan kemacetan di jalur Pantura akan pindak ke provinsi ini.

"Nanti ampun-ampun pindah ke Jawa Tengah," ucapnya.

Kekhawatiran Musyafak tersebut bukan tanpa alasan, mengingat kondisi pintu keluar tol Pejagan Brebes.

Ia menuturkan para pemudik tentu mencari jalur yang lancar untuk menempuh perjalanan pulang ke kampung halamannya.

"Tol Cikapali 116 kilometer lancar, kemudian lanjut ke Kanci-Pejagan," katanya.

Menurut dia, pemudik yang masuk ke Tol Kanci-Pejagan akan melintasi jalan bebas hambatan sepanjang 42 kilometer tanpa pintu keluar.

Satu-satunya akses keluar, lanjut dia, yakni pintu keluar Pejagan.

Padahal, kata dia, pintu keluar Tol Pejagan tidak didesain untuk arus kendaraan dengan volume besar seperti saat mudik nanti.

Ia menjelaskan pada pintu tol Pejagan terdapat perlintasan sebidang kereta api yang intensitasnya cukup tinggi. "Kereta lewat tiap tujuh menit," imbuhnya.

Akibatnya, kata dia, dikhawatirkan akan terjadi penumpunkan kendaraan bermotor di titik tersebut.

"Kalau sudah masuk (Kanci-Pejaga,red) akan mampet," tambahnya.

Oleh karena itu, menurut dia, telah disiapkan antisipasi kemungkinan terjadinya kemacetan di titik tersebut.

Ia mengungkapkan petugas akan ditempatkan di sekitar wilayah Brebes hingga Tegal.

Polda Jawa Tengah, lanjut dia, juga memperoleh bantuan personel dari Markas Besar Kepolisian sekitar 860 orang.

Urai Kemacetan
Untuk mengurai kemacetan di sekitar Brebes, kepolisian telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi.

Salah satu upaya yang disiapkan, kepolisian akan mengoptimalkan penggunaan jalan tol ruas Pejagan-Pemalang di wilayah Kabupaten Brebes.

"Tol darurat sebelum masuk Tegal akan dibuka," ucap Direktur lalu Lintas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Benyamin.

Menurut dia, kendaraan kecil dari arah barat akan dialihkan masuk ke tol sepanjang 20 kilometer yang belum selesai pengerjaannya itu.

Pada saat arus mudik, lanjut dia, ruas tol darurat itu akan difungsikan satu arah dari barat. "Demikian sebaliknya saat arus balik," tambahnya.

Bagi pengguna kendaraan bermotor yang melalui tol darurat tersebut diimbau untuk berhati-hati mengingat kondisi jalan yang berdebu.

Selain itu, kata dia, masih ada sejumlah bidang tanah yang belum dibebaskan, namun masih bisa dilewati dengan kecepatan rendah.

Kepolisian bersama instansi terkait lainnya, lanjut dia, juga telah menyiapkan rambu-rambu lalu lintas di sepanjang jalan tersebut.

Selain itu juga akan disiapkan lima hingga tujuh pos pengamanan untuk membantu para pemudik.

Rencana lain yang telah disiapkan, kepolisian akan melarang bus dari arah barat yang akan masuk ke Jawa Tengah melintasi jalan Kanci-Pejagan, Brebes, mulai 'H-5' hingga 'H+3' Lebaran.

Benyamin menambahkan bus dari arah barat harus keluar di pintu keluar tpl Kanci Cirebon.

"Bus dari barat yang akan masuk Jawa Tengah tidak boleh keluar di Pejagan," tukasnya.

Menurut dia, hal tersebut untuk mengantisipasi kemacetan di pintu keluar tol Pejagan saat arus mudik dan balik Lebaran.

Ia menjelaskan pintu keluar tol Pejagan rawan terjadi penumpukan kendaraan hingga mengakibatkan kemacetan.

Pada pintu keluar tol itu, lanjut dia, terdapat perlintasan sebidang kereta api yang cukup tinggi intensitas perjalanannya.

Oleh karena itu, kata dia, untuk mengurangi kepadatan lalu lintas, bus akan dilarang keluar di pintu tol Pejagan.

Ia menerangkan bus yang keluar melalui pintu tol Kanci bisa meneruskan perjalanan melalui jalur utama pantai utara.

"Kalau ke arah Semarang bisa langsung ke timur, kalau akan lewat Purwokerto bisa lewat Simpang Maya terus ke Slawi," paparnya.

Volume kendaraan yang melintas Jawa Tengah pada puncak arus mudik tahun ini diperkirakan meningkat sekitar lima persen, menjadi 357 ribuan kendaraan dari tahun sebelumnya yang mencapai 340 ribuan kendaraan.

Semantara itu, analis transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan perlu langkah antisipasi kemacetan pascapembukaan jalan tol Cikapali pada masa arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah (Lebaran 2015).

"Kalau Lebaran tahun lalu, pintu keluar di Cikampek mesti padat sampai kira-kira satu kilometer ada Simpang Jomin itu terkenal macetnya," tutur Djoko.

Ia mengatakan jika jalan tol Cikapali dibuka, kemacetan di Simpang Jomin akan berkurang karena hanya dilalui sepeda motor.

Akan tetapi konsekuensinya, kata dia, kemacetan bakal pindah ke wilayah Jawa Tengah dan yang paling dikhawatirkan di Pejagan, Kabupaten Brebes.

"Dulu saja sebelum ada itu (tol Cikapali, red.) sudah berat, apalagi sekarang karena orang mesti nyaman, naik tol itu nyaman cuma enggak lancar, enggak jadi masalah. Jadi persoalannya di situ," imbuhnya.

Menurut dia, Pejagan sebenarnya bukan pintu keluar jalan tol melainkan batas konsensi pelaksana proyek.

Masyarakat tentunya berharap keberadaan tol Cikapali bisa mengurangi kemacetan luar biasa selama arus mudik dan balik. Kalaupun ada kemecaten tentunya tidak terlalu parah sama halnya di jalur Pantura.


Pewarta :
Editor: M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025