Logo Header Antaranews Jateng

Mungkinkah Manusia Bisa Sampai ke "Bumi 2.0"?

Senin, 3 Agustus 2015 08:47 WIB
Image Print
Konsep artis yang menggambarkan perbandingan Bumi (kiri) dengan planet baru yang disebut Kepler-452b, yang diameternya 60 persen lebih besar. (NASA/JPL-Caltech/T Pyle)
Tapi, jangan terburu-buru mengemasi barang Anda, meski planet itu tampak seperti sebuah target menggiurkan bagi misi NASA berikutnya, sangatlah tak mungkin tampaknya jika manusia bisa menginjakkan kaki di Kepler-452b, karena jaraknya 1.400 tahun cahaya.

Penemuan lainnya atas planet di luar tata surya (exo-planet) berbatu yang dikonfirmasi paling dekat dengan Bumi, HD 219134b, yang diumumkan NASA pada Kamis, jaraknya hanya 21 tahun cahaya.

Jadi, apa yang membuat Kepler-452b sangat keren? NASA menyebutnya "Bumi 2.0" karena sebuah alasan, artinya planet itu terletak di zona yang bisa ditinggali dari bintangnya, di mana suhu udara di sana tidaklah terlalu panas atau terlalu dingin sehingga air bisa terbentuk.

HD 219134b, sebaliknya, sebuah panggangan planet, terlalu dekat dengan matahari-nya sehingga air tak mungkin terbentuk di sana.

Para ilmuwan masih memerlukan data lebih namun ada kemungkinan kuat bahwa Kepler-452b memiliki permukaan yang berbatu dan lapisan atmosfer yang tebal. Mungkin itu bukanlah Risa, sebuah planet tujuan wisata ala Star Trek; The Next Generation, namun itu adalah kandidat terbaik yang pernah ditemukan NASA sejauh ini akan planet lain yang mendukung kehidupan.

Seberapa jauhkah 1.400 tahun cahaya itu?

Meskipun dalam fiksi ilmiah, itu bukanlah sebuah perjalanan yang cepat. Jika Kapten Jean-Luc Picard ingin bepergian dari Bumi menuju Kepler-452b, itu membutuhkan waktu lebih dari 16 bulan bagi USS Enterprise untuk pergi ke sana pada lengkungan delapan.

Itulah sebabnya, untuk sebuah kapal yang bisa lebih cepat dari kecepatan cahaya, sejauh yang kita tahu, tidaklah mungkin.

Berpegang pada teknologi yang kini ada, sebuah perjalanan ke Kepler 452b membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga mungkin saja manusia telah berkembang menjadi spesies lain sebelum pesawat luar angkasa menyelesaikan misinya.

Pesawat penyelidikan milik NASA, New Horizons yang baru-baru ini mengirimkan kembali foto-foto menakjubkan Pluto-akan membutuhkan waktu sekitar 20.000 tahun untuk menjelajah dalam waktu satu tahun cahaya saja, demikian menurut salah seorang ahli astronomi Jeffrey Bennett, yang juga pengarang buku: "What Is Relativity?: An Intuitive Introduction to Einstein's Ideas, and Why They Matter."

Pada kecepatan itu, maka akan dibutuhkan waktu 28 juta tahun untuk bisa mencapai Kepler-452b, demikian kata Jeffrey pada NBC News.

Lucy, yang juga dikenal sebagai "Australopithecus afarensis" (salah satu manusia purba) hidup sekitar 3,2 juta tahun yang lalu. Merujuk dari itu, tidaklah sulit membayangkan akan betapa berubahnya wujud manusia begitu pesawat yang diluncurkan hari ini mencapai tujuannya yang terpencil.

Teknologi yang lebih canggih mungkin bisa mempersingkat perjalanan, namun meski dengan mesin canggih sekalipun, mencapai Kepler-452b nampaknya akan menjadi gol yang tidak mungkin diraih.

Mesin ion bertenaga listrik pada pengorbit Dawn milik NASA jauh lebih efisien dibanding pendorong kimia yang digunakan pesawat ruang angkasa di masa lalu.

Agensi saat ini sedang mencari peningkatan pada disain mesin ion tersebut dengan NASA Evolutionary Xenon Thruster (NEXT), yang dapat mendorong pesawat luar angkasa di masa yang akan datang dengan kecepatan 90.000 mil per jam. (Saat ini Dawn mampu berjalan dengan kecepatan 9.600 mil per jam).

itu kelihatannya sangatlah cepat. Namun dengan kalkulasi Jeffrey Bennett di atas tadi, maka kita masih butuh 10,5 juta tahun untuk bisa sampai ke Kepler-452b.

Bagaimana kalau kita mengembangkan sesuatu yang jauh lebih canggih? Pada tahun 1958, seorang Fisikawan Freeman Dyson hadir dengan Project Orion, yang menjadi inspirasi serial fiksi ilmiah "Ascension". Digunakan denyut ledakan nuklir untuk menjalankan sebuah pesawat raksasa pada sekitar lima persen kecepatan cahaya.

Menurut Jeffrey Bennett, sebuah pesawat ruang angkasa yang berjalan secepat itu akan memakan waktu sekitar 28.000 tahun untuk mencapai Kepler-452b dari Bumi. Sebuah peningkatan, pastinya, namun akan sulit meyakinkan orang untuk pergi menjalani perlananan yang lamanya melebihi sejarah peradaban manusia.

Untuk membuat perjalanan itu lebih memungkinkan, kita akan membutuhkan sesuatu seperti mesin antimateri.

Antimateri kedengarannya seperti fiksi ilmiah-tapi sesungguhnya, kapal luar angkasa di Star Trek bergantung pada mesin anti materi-namun benda semacam itu tidaklah ada.

Itu adalah materi dengan muatan listrik terbalik. Sebuah antiproton, contohnya, adalah proton yang memiliki muatan negatif alih-alih positif.

Saat antimateri bertemu dengan materi, itu akan menimbulkan jumlah energi yang sangat besar. Secara teoretis dapat memberi tenaga sebuah mesin roket (atau kalau di novel Dan Brown, sebuah bom).

Menurut NASA, membutuhkan 100 miliar untuk membuat satu miligram antimateri dalam sebuah akselerator partikel.

Membuat sebuah mesin pesawat ruang angkasa dengan isinya akan membutuhkan sebuah penemuan cara membuat berton-ton antimateri, kemudian memanfaatkan energi yang kuat dari reaksi antimateri. Jika manusia mengetahui caranya, beberapa ilmuwan oercaya mesin antimateri dapat mendorong sebuah pesawat luar angkasa pada 70 persen kecepatan cahaya.

Dalam kasus itu, akan dibutuhkan waktu 2.000 tahun untuk bisa mencapai Kepler-452b.

"itu waktu yang sangat lama," kata Charles Liu, salah seorang rekanan astrofisika di Museum Natural History Amerika. "2000 tahun yang lalu, kekaisaran Romawi ada di mana-mana."

bukanlah perjalanan mudah

"Untuk mencapai Bumi 2.0, manusia mungkin akan bergantung pada kapal multi generasi yang dipenuhi lebih dari 100 orang untuk menjaga keberagaman genetis dan cukup tenaga untuk mengurus mereka dan generasi masa depan," kata Charles.

Orang-orang di dalam kapal harus diberi tameng dari radiasi matahari yang intens dan terhindar dari supernova, yang dapat memancarkan setara dengan 10 milyar tahun sinar matahari dalam sekali ledakan, menurut Liu.

Pesawat ruang angkasa juga harus tahan dampak debu antarbintang, yang akan merusak lambung kapal dalam rentang waktu 2.000 tahun.

"Ini hanya masalah waktu saja sebelum membuang-buang pelindung apapun," kata Liu.

Satu bonus dari bepergian sangat, sangat cepat: waktu akan bergerak jauh lebih lambat bagi yang bepergian dibading mereka yang tinggal di Bumi.

Pada 70 persen kecepatan cahaya, hanya membutuhkan waktu 1.428 tahun bepergian dengan pesawat ruang angkasa dibanding 2.000 tahun di Bumi.

Pergi pada kecepatan yang lebih tidak mungkin, 99.99999999 kecepatan cahaya, sebuah pesawat ruang angkasa akan tiba di Kepler 452b lebih sedikit dari 1.400 tahun dibanding di Bumi, namun penumpangnya nyaris tak menua sebulan. Itu akan membuat perjalanan naik pesawat ruang angkasa cukup menyenangkan.. kalau pun mungkin.

Tapi bagaimana dengan solusi "Interstellar"? Dapatkah kita melemparkan Matthew McConaughey melalui lubang cacing dan berharap yang terbaik?

Iya, tapi itu hampir pasti tak akan terjadi. Seperti yang dikatakan ahli astronomi Sten Odenwald pada NBC News, lubang cacing hanya mungkin dibentuk melalui sesuatu seperti Ledakan Besar atau ledakan sebuah bintang.

Akhirnya, meski perjalanan ke Kepler-452 akan menjadi kesuksesan luar biasa, manusia mingkin akan lebih baik mengolonisasi planet terdekat saja. Selain, siapa yang mau menghabiskan waktu hidupnya di pesawat ruang angkasa jika mereka bisa makan masakan rumah dan nonton Netflix di Mars?

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024