Chung Tidak Dapat Andalkan Dukungan dari Jepang
Rabu, 19 Agustus 2015 13:18 WIB
"Tentu saja sebagai (negara yang berada di) wilayah yang sama, kami bangga bisa memiliki kandidat untuk (presiden) FIFA," kata ofisial Jepang itu kepada Reuters pada Selasa di sela-sela konferensi Konfederasi Sepak Bola Asia.
"Kami belum memutuskan akan memilih siapa, kami harus mempertimbangkan semua kandidat dan manifesto, apa yang ia lakukan, apa yang telah ia kerjakan."
Presiden AFC Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa pada pekan lalu mendeklarasikan dukungannya terhadap Platini. Sekitar 30 sampai 35 negara dari 46 anggota AFC secara tradisional serempak memilih di mana Salman, dan Tashima mengatakan bahwa selalu penting bagi Jepang, salah satu anggota termakmur di wilayah ini, untuk dapat bersatu dengan anggota-anggota konfederasi lainnya dalam memilih para pemimpin.
Chung, mantan wakil presiden FIFA, meluncurkan upaya pencalonannya untuk menggantikan Sepp Blatter pada Senin di Paris, kandang presiden UEFA Platini.
Platini yang berasal dari Prancis difavoritkan untuk memenangi pemilihan dan akan mengambil alih kepemimpinan pada badan yang sedang terkena skandal ini.
"Kami semestinya mendiskusikannya dengan AFC. Sheikh Salman telah merekomendasikan Michel Platini," kata mantan pemain internasional Jepang Tashima kepada Reuters.
"AFC memilih untuk mendukung Blatter pada pemilihan terakhir untuk melawan teman baik kami Pangeran Ali sebagai kandidat," tambahnya, mengacu pada pemilihan presiden FIFA pada Mei, di mana pria asal Swiss itu mengalahkan Pangeran Yordania Ali bin Al Hussein setelah mendapat dukungan dari Salman.
Mantan pemain Brazil Zico, mantan gelandang Trinidad dan Tobago David Nakhil, dan ketua Asosiasi Sepak Bola Liberia Musa Bility juga telah menyampaikan niat mereka untuk bertarung pada pemilihan, sedangkan Ali dan Tokyo Sexwale asal Afrika Selatan mempertimbangkan untuk ambil bagian.
Tashima mengatakan penting bagi siapapun yang memenangi pemilihan untuk melakukan perubahan-perubahan besar dalam menjalankan olahraga ini, atau organisasi itu tidak memiliki masa depan.
Ia mengatakan dirinya tidak mau lagi mendengar rencana-rencana untuk menghapiskan komite eksekutif dari Domenico Scala, ketua independen Komite Audit dan Penyesuaian FIFA.
Para jaksa penuntut AS menahan sembilan ofisial sepak bola, sebagian besar memiliki posisi di FIFA, dan lima eksekutif perusahaan pemasaran dan penyiaran, pada Mei dengan tuduhan pencucian uang, penyuapan, dan penipuan.
Blatter terpilih kembali untuk masa jabatan kelima sebagai presiden FIFA pada 29 Mei, namun empat hari kemudian mengatakan bahwa ia akan menyerahkan mandatnya di tengah krisis terburuk yang pernah terjadi sepanjang sejarah badan ini.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024