Logo Header Antaranews Jateng

Pakai Bitcoin, Teroris Alam Sutera Ingin Jejaknya Tak Terlacak

Jumat, 30 Oktober 2015 15:35 WIB
Image Print
Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber CISSReC (Communication and Information System Security Research Centre) Pratama Persadha. Foto: CISSReC
Demikian disampaikan Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber CISSReC (Communication and Information System Security Research Centre) Pratama Persadha, Jumat, menanggapi kasus terorisme yang dilakukan oleh Leopard terhadap Mall Alam Sutera.

Leopard memeras pengelola Mall Alam Sutera dengan teror bom. Ia minta Alam Sutera mentransfer 100 bitcoin atau setara dengan Rp300 juta. Bitcoin merupakan mata uang yang berlaku di dunia internet, namun selama ini di Indonesia tidak terlalu populer.

"Modus pemerasan dengan minta bayaran berupa bitcoin adalah sesuatu yang baru di Indonesia. Modus pelaku memilih bitcoin supaya tidak terdeteksi," katanya.

Ia menjelaskan motif Leopard jelas pemerasan dengan cara meneror menggunakan bom. Setelah bom meledak, pelaku kemudian mengirim email pemerasan kepada manajemen mal yang berisi permintaan untuk mentransfer sejumlah dana lewat bitcoin.

Pihak mal memberi 0,25 bitcoin atau setara Rp1 juta. Namun, dari komunikasi melalui email inilah pelaku terlacak oleh aparat.

Bitcoin adalah mata uang digital yang bisa digunakan untuk transaksi di internet. Di beberapa negara di luar negeri, bitcoin ini sudah bisa ditukar secara langsung dengan uang tunai.

Banyak orang yang tertarik menggunakan bitcoin karena nilai tukarnya yang tinggi. Beberapa toko online juga sudah ada yang menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.

"Ada unsur anonimitas dalam penggunaan bitcoin. Para penjahat ataupun organisasi kriminal banyak yang memakai bitcoin untuk melakukan modus operandinya sekaligus juga sebagai 'money laundry'. Walaupun pelaku mengirimkan email secara 'anonymous', tetap bisa terlacak dari alamat IP yang digunakan sehingga pelaku bisa tertangkap," terang Pratama.

Pakar keamanan cyber ini juga menjelaskan belum adanya peraturan dari pemerintah yang terkait penggunaan bitcoin. Diharapkan ke depannya pemerintah bisa mengatur atau membatasi seperti apa penggunaan bitcoin di Indonesia.

"Jangan sampai modus pemerasan bitcoin ini sampai terjadi lagi," katanya.

Pratama juga meminta pihak Kemenkominfo melakukan pemblokiran pada video-video yang menyajikan tutorial membuat bom. Menurutnya hal ini harus segera dilakukan agar tindakan serupa bisa dicegah.

Pengeboman dulu identik dengan tindakan kelompok tertentu. Namun dengan peristiwa bom alam sutra, kita jadi tahu motif pelaku peledakan juga bisa karena uang. Ini lebih berbahaya karena motif ini cenderung bisa ditiru oleh oran lain, terutama dalam situasi ekonomi sulit seperti saat ini," jelas pria asal Cepu Jawa Tengah ini.


Pewarta :
Editor: Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2024