Logo Header Antaranews Jateng

Akademi TNI Dituntut Semakin Profesional

Selasa, 22 Desember 2015 14:31 WIB
Image Print
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Di Akademi Militer (Akmil) Magelang inilah para calon taruna/taruni dari matra darat, laut, dan udara mengikuti pendidikan integratif dalam kawah "Chandradimuka" sebagai calon pemimpin sebelum mereka mengikuti pendidikan di matra masing-masing.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam amanatnya yang disampaikan Danjen Akademi TNI Mayjen TNI Bayu Purwiyono, mengatakan tugas Akademi TNI ke depan tidaklah semakin ringan, namun harus yakin dan pasti mampu menghadapinya dengan baik, jika dilakukan dengan tulus dan ikhlas disertai semangat dan kecintaan terhadap profesi demi kejayaan bangsa dan negara.

Ia mengatakan melalui peringatan seperti ini diharapkan seluruh warga Akademi TNI dapat memanfaatkannya sebagai tahapan penting guna melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas di masa lalu, sekaligus sebagai pendorong semangat dan motivasi dalam meningkatkan kualitas pengabdian di masa mendatang.

Akademi TNI sebagai Badan pelaksana Pusat Mabes TNI merupakan lembaga pendidikan yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan pendidikan yang bersifat integratif, yang tentu di dalam perjalanan sejarahnya telah banyak hasil yang dicapai.

Namun, katanya, lebih baik apabila juga diakui bahwa masih banyak pula kekurangan atau kelemahan yang harus diperbaiki.

Hari Ulang Tahun ke-50 Akademi TNI, katanya, jadikan sebuah momentum ungkapan rasa syukur seklaigus evaluasi, pengkajian, dan perbaikan guna membenahi hal-hal yang dirasakan masih kurang memadai demi keberhasilan tugas terbaik kepada bangas dan negara di masa depan.

"Saya menilai perjalanan selama 50 tahun ini, Akademi TNI telah banyak mengalami perubahan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maupun pengaruh situasi politik bangsa Indonesia serta perkembangan lingkungan strategis baik global, regional maupun nasional yang selalu mengalami perubahan," katanya.

Tantangan kemajuan di bidang teknologi, khususnya teknologi komunikasi dan sistem persenjataan, katanya, diperlukan sumber daya manusia berkualitas yang mampu menguasai teknologi dan sistem persenjataan yang semakin moderen.

Ia menuturkan Akademi TNI sebagai lembaga yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dituntut mampu menyiapkan sumber daya manusia dengan kualitas tinggi yang setara dengan tuntutan perkembangan zaman.

Oleh karena itu, pintanya, lakukan kajian secara terus menerus, baik dari aspek sumber daya manusia maupun perangkat pendidikannya sehingga "output" lembaga ini melahirkan perwira-perwira yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan serta visi TNI masa depan.

Ia mengatakan satu hal yang tidak boleh dilupakan selain penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan taktik dan teknik keprajuritan bahwa seluruh prajurit TNI harus memiliki karakter, jiwa korsa, militansi, dan semangat juang yang tinggi.

Hal tersebut bertujuan terbangun dan terpeliharanya rasa kebersamaan dan kekompakan dalam setiap menjalankan tugas.

"Di sini memerlukan suasana kebatinan yang benar-benar satu, memerlukan soliditas dan solidaritas yang tinggi di tubuh TNI dan harus menghindari perpecahan di antara prajurit TNI dan Polri. Dengan demikian, kita bisa memberi contoh betapa indah dan kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa pada umumnya," katanya.

Di era moderen saat ini, katanya Akademi TNI harus dapat memahami pentingnya integrasi budaya, baik terkait integrasi budaya TNI yang mampu merangkum budaya keprajuritan di masing-masing angkatan menuju reformasi budaya TNI di era demokrasi maupun integrasi budaya berbagai transformasi nilai yang harus dilakukan bagi pengembangan organisasi serta mengantisipasi kecenderungan lingkunngan nasional dan internasional yang terus berkembang dinamik.

Menurut dia pemahaman integrasi budaya sangat penting, khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan dasar "Chandradimuka", yaitu pada pendidikan Taruna TNI dan kepolisian tingkat I yang telah kembali dilaksanakan pad tahun pendidikan 2015/2016 dalam rangka membangun keamsan karakter dan persepsi terhadap keamanan dan pertahanan negara.

Ia mengatakan kehidupan organisasi sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi lingkungan yang berubah sangat cepat, sehingga hanya organisasi yang solid yang mampu dan sukses menghadapi realitas kemajuan zaman. Oleh karena itu, personel sebagai pengawak organisasi harus cerdik dalam menyikapi perubahan tersebut, harus mampu menghadapi kendala dan tantangan yang ada, serta menjadikanya suatu peluang yang semakin terbuka.

Berkabung
Suasana pelaksanaan upacara peringatan HUT ke-50 Akademi TNI yang diikuti para taruna/taruni Akmil tersebut agak berbeda dengan upacara HUT tahun-tahun sebelumnya.

Pada upacara dengan inspektur upacara Danjen Akademi TNI Mayjen TNI Bayu Purwiyono tersebut dalam setiap penghormatan tanpa iringan musik dari Korp Musik dan bendera Merah Putih pun hanya terpasang setengah tiang.

Pentaka Akademi TNI, Letkol Infanteri Widyoso mengatakan tidak dibunyikannya alat musik dan juga pemasangan bendera setengah tiang karena masih dalam suasana berkabung atas meninggalnya dua awak pesawat T50i Golden Eagle yang jatuh di area Lanud Adisutjipto Yogyakarta, Minggu (20/12).

Namun demikian, katanya, berbagai kegiatan dalam memperingati HUT ke-50 Akademi TNI tetap berjalan seperti yang direncanakan.

Ia menuturkan, sebelum dilakukan upacara peringatan HUT ke-50, telah diselenggarakan berbagai kegiatan, antara lain ziarah ke makam pendiri Akademi TNI, Jenderal Gatot Subroto di Ungaran, anjang sana yatim piatu di Yayasan Amal Fisabilillah Jakarta Timur, mengunjungi anggota TNI yang sakit.

Kemudian lomba baris berbaris di lingkungan satuan kerja Akademi TNI dan donor darah di Jakarta.

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2025