Maba Sangat Dekat dengan Titik Maksimal GMT
Selasa, 8 Maret 2016 11:23 WIB
"Kondisi cuaca di tempat ini lebih baik dibanding lokasi lain di Indonesia," kata Peneliti The National Aeronautics and Space Administration (NASA) Nat Gopalswamy.
Totalitas atau gelap sempurna saat matahari tertutup bulan menjadi yang dikejar para peneliti dan pemburu gerhana matahari.
Waktu maksimal totalitas saat GMT terjadi adalah tujuh menit 31 detik, namun pada umumnya totalitas terjadi lebih pendek dari waktu tersebut.
Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging juga mengatakan hal senada, bahwa Maba menjadi lokasi yang dipilih karena berada di wilayah paling timur dan kemungkinan paling besar untuk bisa melihat gerhana matahari total secara baik.
"Iklimnya lebih baik dibanding wilayah barat Indonesia. Kami sudah siapkan lokasi ini sejak 2015 dengan mencari lokasi terbaik untuk menganalisa korona secara sains, dan NASA mengatakan tertarik sehingga akhirnya memutuskan untuk berkolaborasi," ujar Sungging.
Ia mengatakan totalitas GMT di Maba akan terjadi pada pukul 09.15 WIT dan akan berlangsung paling lama mencapai tiga menit 17 detik.
"Pantai Maba, ada bekas dermaga di sana, lokasinya agak sedikit keluar kota, di sana kami akan melakukan observasi. Tempat itu akan steril untuk kami melakukan observasi," ujar dia.
Jalur totalitas gerhana di mulai dari Samudera Hindia hingga Pasifik mengarah ke kepulauan Hawaii, Amerika Serikat, dengan rentang sejauh 1.200 - 1.300 kilometer dengan lebar jalur mencapai 155 - 160 kilometer melintasi 12 provinsi di Indonesia.
Totalitas melintasi wilayah Indonesia dengan waktu satu setengah menit hingga lebih dari tiga menit. Jika mereka yang berada di Seai, Pulai Pagai Selatan, Sumatera Barat, akan menikmati totalitas tersingkat selama satu menit 54 detik, maka mereka yang ada di Maba akan menikmati totalitas GMT terlama mencapai tiga menit 17 detik.
Bukan hanya Lapan dan Nasa yang akan mengejar totalitas GMT 2016 hingga ke Maba. Para pemburu totalitas dari komunitas astronomi Langit Selatan pun melakukan hal sama, bersiap melakukan observasi gerhana matahari total di wilayah daratan terakhir yang mengalami totalitas.
Menurut pendiri komunitas Langit Selatan Avivah Yamani, dirinya bersama anggota komunitas lainnya tidak hanya melakukan pengamatan, tetapi juga melakukan sosialisasi kepada sejumlah pelajar di Maba. Dan sosialisasi akan dimulai pada 7 Maret 2016.
Untuk mencapai Maba dapat ditempuh dengan jalur udara, darat, dan laut. Jika melalui jalur darat dari Ternate maka sebelumnya harus melalui jalur laut selama 45 menit ke Sofifi dan dilanjutkan dengan melakukan perjalanan darat selama enam jam menuju Maba.
Perjalanan ke Maba melalui jalur udara hanya dilayani satu maskapai melalui rute Manado - Buli selama lebih kurang satu jam 30 menit, dan Ternate - Buli selama 25 menit. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Maba melalui jalur darat selama 45 menit.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024