Logo Header Antaranews Jateng

Kak Seto: Prevelansi Merokok pada Anak-Anak Indonesia sudah Sangat Mengkawatirkan

Rabu, 27 April 2016 12:18 WIB
Image Print
Siswa SD memegang poster ketika mengikuti kampanye anti rokok di Medan, Sumut, 2014.(ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/ss/Spt/14)
Jakarta, Antara Jateng - Pemerhati anak Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto mengatakan dia mengajarkan kepada anak-anak bahwa rokok juga merupakan narkoba yang harus diwaspadai.

"Rokok memang belum dikategorikan sebagai narkoba, tetapi kami terus memopulerkan itu di kalangan anak-anak agar mereka ngeri dengan bahaya rokok," kata Kak Seto di Jakarta, Rabu.

Kak Seto mengatakan dia membuat lagu tentang rokok yang diajarkan kepada anak-anak. Salah satu liriknya berbunyi "ayo teman jangan merokok, rokok itu juga narkoba".

Menurut Kak Seto, prevalensi merokok pada anak-anak di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Menurut penelitian Komisi Nasional Perlindungan Anak, akan-anak Indonesia sudah terpapar asap rokok sejak masih bayi dan balita.

"Padahal, kalau mengutip puisi Taufik Ismail, 1.100 orang meninggal dunia per hari karena rokok. Jumlah itu 25 kali lebih banyak dari kematian akibat narkoba. Namun, kita selama ini lebih waspada pada narkoba daripada terhadap rokok," tuturnya.

Kak Seto mengatakan perlindungan anak dari rokok di Indonesia masih sangat lemah. Indonesia termasuk negara yang belum meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja untuk Pengendalian Tembakau (FCTC), bersama dengan beberapa negara kecil Afrika.

Padahal, rokok berdampak buruk terhadap anak-anak. Semakin muda anak merokok, maka peluang mereka untuk kecanduan semakin besar.

Menurut Kak Seto, itu merupakan strategi industri rokok dunia untuk menggantikan konsumen mereka, para perokok, yang sudah sakit-sakitan dan mati.

"Mengapa Indonesia sebagai bangsa yang besar begitu lemah untuk berani menggugat rokok sebagai salah satu kekuatan pembunuh bangsa ini?" tanyanya.

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024