Logo Header Antaranews Jateng

Jason Denayer, Biang Keladi Tersingkirnya Belgia dari Euro 2016

Sabtu, 2 Juli 2016 15:48 WIB
Image Print
Para pemain tim nasional Belgia. (AFP PHOTO/EMMANUEL DUNAND)
Jakarta, Antara Jateng - Kemenangan Euro 2016 Wales dari Belgia yang merupakan tim sepak bola terbaik kedua di dunia, membuktikan bahwa Anda boleh saja memiliki semua bakat menyerang di dunia tetapi jika Anda lemah di belakang maka Anda akan terekspos pada tingkat tertinggi.

Cedera dan larangan bermain sementara telah memaksa pelatih Belgia Marc Wilmots menurunkan Jason Denayer sebagai starter dalam posisi bek tengah dan pemain berusia 21 tahun yang tidak berpengalaman itu telah melewati malam mengerikan yang akan terus menghantui dia selama sisa karirnya.

Belgia masuk ke turnamen ini tanpa disertai pemain Manchester City Vincent Kompany yang lagi cedera, yang bisa jadi merupakan bek tengah paling lengkap di Liga Utama Inggris, namun kemudian kehilangan Thomas Vermaelen akibat terkenan larangan bermain dan Jan Vertonghen yang cedera pergelangan kaki sewaktu berlatih, untuk laga delapan besar itu.

Bakat serang dan kreatif Belgia memang memenuhi lapangan, bahkan ketika mereka mendominasi saat-saat awal pertandingan dan memimpin dini lewat gol jarak jauh Radja Nainggolan, Denayer dan bek kiri Jordan Lukaku kepayahan sehingga menjadi dorongan besar untuk Wales.

Denayer menghabiskan musim lalu sebagai pemain pinjaman dari Manchester City untuk klub Turki Galatasaray, menyusul status sama di klub Skotlandia Celtic. Namun pada pertandingan Sabtu dini hari itu dia sepertinya sebaiknya terus berada di City untuk belajar banyak dari Kompany.

Ketika empat bek pertama kali turun bermain sebagai starter, maka tidak mengejutkan jika mereka berantakan dan dibingungkan oleh pendekatan cerdas Wales lewat tendangan penjuru manakala kapten Ashley Williams dengan mudah mengecoh Denayer guna melepaskan tandukan yang menyamakan kedudukan.

Semestinya kapten Timnas Wales ini menciptakan gol keduanya beberapa saat setelah itu dengan trik yang sama dan dengan respon sama membingungkannya dari para pemain yang seharusnya menjaga dia.

Titik terendah pertahanan Belgia dan masa yang akhirnya mengakhiri perjalanan mereka pada turnamen ini terjadi pada menit 55 ketika Hal Robson-Kanu, pemain yang tidak memiliki klub karena baru saja dilepas klub divisi dua Inggris Reading, mengolah bola dengan gerakan badan dan kaki untuk kemudian meluncurkan tendangan menusuk ke dalam gawang Belgia.

Sebuah gerakan berkelit telah mengecoh Thomas Meunier dan Marouane Fellaini, sedangkan Denayer malah mematung tidak melakukan tindakan apa-apa dengan membiarkan Robson-Kanu mengendalikan waktu dan ruang yang diperlukannya untuk melesakkan bola ke gawang Belgia.

Denayer melakukan blunder lagi setelah membiarkan umpan silang Chris Gunter melewatinya tanpa tersentuh kepalanya sehingga pemain pengganti Wales Sam Vokes bebas memainkan kepalanya untuk mengantarkan Wales mengubah kedudukan menjadi 3-1.

"Kami telah menghadapi sebuah tim yang sangat bagus dan sulit sekali menambal kekosongan akibat hilangnya Vermaelen dan Vertonghen, yang keduanya pemain berbakat dan berpengalaman, sangat sulit bermain tanpa kehadiran mereka," kata Wilmots. "Anda kadang-kadang harus mengambil risiko dan menurunkan para pemain muda. Anda belajar dari masa-masa sulit sehingga ini hanya soal kekalahan."

Pupus sudah peluang terbaik Belgia mengangkat trofi kejuaraan besar untuk pertama kalinya. Sebaliknya Wales kini menatap ke depan untuk menghadapi Portugal pada semifinal, demikian Reuters.

Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024