Logo Header Antaranews Jateng

Pengamat: Ahok Bisa Gigit Jari Ditinggal Parpol

Jumat, 12 Agustus 2016 14:07 WIB
Image Print
Plt Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Bambang DH (ketiga kiri) bersama Ketua DPW Demokrat DKI Jakarta Nahrowi Ramli (kiri), Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo (kedua kiri), Ketua DPW PAN Jakarta Eko Patrio (tengah), Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muh
Jakarta, Antara Jateng - Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai tiga partai politik yang kini mendukung bakal calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bisa sewaktu-waktu meninggalkan pria yang karib disapa Ahok itu.

Diantara tiga partai pendukung Ahok yakni Golkar, Hanura, dan Nasdem, Ubedilah menyebut Golkar lah yang paling berpotensi meninggalkan Ahok karena kader internal partai yang tidak satu suara.

"Golkar itu cara berpolitiknya cenderung pragmatis dan akomodatif. Jadi begitu trennya PDI Perjuangan berhasil mencalonkan Risma (Tri Rismaharini), misalnya, Golkar akan menimbang-nimbang untuk meninggalkan Ahok," tutur Ubed, sapaan karib Ubedilah, saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.

Menurut Direktur Pusat Studi Sosial Politik (Puspol) Indonesia itu, kemungkinan partai politik meninggalkan Ahok sangat besar karena mantan bupati Belitung Timur itu memiliki kelemahan yakni arogansi personal dan dinamika politik yang terlalu "liar".

Ahok yang sebelumnya merupakan kader Partai Gerindra, memutuskan keluar dari partai tersebut pada 2014 karena perbedaan pendapat tentang RUU Pilkada.

Ia pun kembali "meninggalkan" relawan Teman Ahok, saat memutuskan maju dalam Pilkada DKI 2017 melalui jalur partai. Padahal, gerakan relawan tersebut telah berhasil memperoleh satu juta KTP dukungan agar Ahok bisa maju secara independen.

Dengan dua preseden buruk tersebut, PDI-P yang semula membuka peluang untuk mendukung Ahok, kini terkesan menjauh dari mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu.

Terlebih, setelah Ahok menolak undangan pendaftaran calon gubernur DKI oleh PDI-P, sesuai mekanisme internal partai berlambang banteng.

Menurut Ubed, sepak terjang Ahok yang terkesan melecehkan partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi, akan berakibat buruk pada pencalonannya sebagai gubernur DKI Jakarta.

"Ahok akan (berakhir) tragis dan gigit jari. Itu buah dari komunikasi politik yang dia bangun," tuturnya.

Sementara itu, partai Golkar, Hanura, dan Nasdem menegaskan akan tetap kompak/solid karena dukungan yang diberikan untuk Ahok telah diputuskan melalui kajian yang matang.

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024