Awas! DBD Meningkat
Jumat, 6 Januari 2017 20:16 WIB
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK Surakarta, Efi S. Pertiwi, di Solo, Jumat, mengatakan jumlah penderita DBD di Kota Solo selama 2016 sebanyak 751 kasus atau meningkat sekitar 59,4 persen dibanding 2015 sebanyak 471 kasus.
Bahkan, kata Efi S Pertiwi, jumlah angka kematian akibat penyakit DBD yang penyebarannya melalui nyamuk aedes aegipty pada 2016 mencapai 15 orang atau mengalami peningkatan sekitar 66,6 persen dibanding tahun sebelumnya hanya sembilan orang.
"Kami mencatat peningkatan DBD terjadi sekitar April 2016. Hal ini, menjadi sejarah bagi Kota Solo, karena jumlah penderita mencapai 751 kasus," kata Efi.
Efi menjelaskan dari jumlah penderita DBD sebanyak itu mayoritas pasien usia anak-anak yakni mencapai sekitar 65 persen, dan sisanya usia dewasa.
Menyinggung daerah yang dipetakan endemis BDB di Kota Solo, Efi menjelaskan pihaknya mencatat di Kelurahan Kadipiro dan Mojosongo Kecamatan Banjarsari ditemukan jumlah kasus terbanyak.
Menurut dia, tingginya kasus DBD tidak hanya terjadi di Kota Solo, tetapi hampir merata di seluruh daerah di Provinsi Jawa Tengah.
"Fenomena meningkatnya penderita DBD ini, tidak biasa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Menurut dia, rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat salah satu faktor pemicu meningkatnya kasus DBD.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surakarta berupaya menggalakkan berbagai cara untuk menekan kasus DBD itu. Upaya itu, antara lain dengan meningkatkan gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masing-masing lingkungan.
Bahkan, pihaknya juga menggalakkan gerakan satu rumah satu jemantik, yang artinya setiap rumah ada satu anggota keluarga yang menjadi pemantau jentik nyamuk.
Pihaknya berharap dengan upaya jemantik tersebut mampu menekan jumlah kasus DBD di Solo yang dinilai relatif tinggi, tetapi hal itu belum dianggap kejadian luar biasa (KLB) kasus DBD.
Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024