Logo Header Antaranews Jateng

Kalau Presiden Mengoreksi Wartawan, Berarti Masih Peduli pada Wartawan, kata Margiono

Kamis, 9 Februari 2017 14:43 WIB
Image Print
Logo Hari Pers Nasional (HPN) 2017 yang acara puncaknya di Ambon, Maluku, 9 Februari 2017. (Panitia Pusat HPN 2017)
Ambon, Maluku, ANTARA JATENG - Organisasi kewartawanan terbesar dan tertua di Indonesia, Persatuan Wartawan Indonesia, menilai Presiden Jokowi masih peduli wartawan. Hal ini dinyatakan Ketua PWI Pusat, Margiono, di sela peringatan Hari Pers Nasional 2017, di Ambon, Maluku, Kamis.

"Kalau presiden mengoreksi kami (wartawan) berarti masih peduli dan memperhatikan wartawan. Sebaliknya kalau tidak dikoreksi berarti tidak dicintai," kata dia.

Selain itu, Margiono juga menyinggung pebisnis sekaligus pemilik perusahaan pers di Indonesia, yang dia katakan menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga independensi dan kode etik jurnalistik.

Banyak pebisnis besar sekaligus pemilik jaringan media massa nasional yang juga pengurus partai politik. Mereka ada yang memimpin partai politik pendukung pemerintah ataupun bersikap berbeda.

Produk jurnalistik media massa yang mereka miliki mengisi ruang publik dan informasi arus utama di Indonesia.

"Saya tidak berdaya menegur politisi yang sekaligus pemimpin media. Mereka lebih paham tentang pers profesional dan bertanggungjawab," ujar Margiono.

PWI senantiasa mengimbau anggotanya yang bekerja di media massa cetak, televisi, radio dan "online" agar meningkatkan kapasitas sehingga memenuhi harapan publik.

"Hingga peringatan HPN 2017 Ambon, tercatat 6.709 wartawan anggota PWI dinyatakan kompeten. Program uji kompetensi wartawan terus dilaksanakan untuk memastikan wartawan profesional atau bukan," kata dia.

Adalah Dewan Pers yang memiliki kewenganan menggelar uji kompetensi bagi wartawan Indonesia.

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024