Logo Header Antaranews Jateng

Protes Saingan Perdalam Perpecahan Terkait Pemakzulan Presiden Korsel

Minggu, 12 Maret 2017 09:11 WIB
Image Print
Sebuah spanduk dengan foto Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dan ayahnya, mantan diktator militer Korea Selatan Park Chung-hee (ka), terlihat saat warga mengikuti aksi protes untuk menentang pemakzulan Park di dekat Mahkamah Konstitusi di Seoul, K
Seoul, ANTARA JATENG - Ratusan ribu warga Korea Utara turun ke jalan-jalan di Seoul pada Sabtu dalam aksi protes saingan yang menunjukkan perpecahan dalam negara itu mengenai pelengseran Presiden Park Geun-hye.

Para kritikus Park menggelar demonstrasi ke-20 dan terakhir mereka di Gwanghwamun Square di pusat kota pada Sabtu malam.

Mereka mengakhiri aksi protes mingguan lima bulan mereka, yang menyebabkan Mahkamah Konstitusi pada Jumat memutuskan untuk menguatkan keputusan untuk memakzulkan Park karena keterkaitannya dengan skandal korupsi.

Menyebutnya sebagai kemenangan rakyat, para peserta demonstrasi menyerukan penangkapan dan penghukuman Park.

Jaksa telah menetapkan Park berkomplot dengan orang kepercayaannya, Choi Soon-sil, guna memeras uang dari Samsung Group.

Mereka juga menuntut pemberhentian Penjabat Presiden Hwang Kyo-ahn, yang berperan penting dalam pemerintahan Park, dan menolak perpanjangan investigasi independen mengenai skandal tersebut.

Penyelenggara unjuk rasa mengumumkan bahwa mereka menuntut reformasi demokrasi, kesetaraan dan keadilan.

Mereka melakukan aksi damai dengan berpawai menuju kantor kepresidenan Cheong Wa Dae, tempat Park masih tinggal setelah pemberhentiannya.

Penyelenggara memperkirakan sekitar 650.000 pengunjuk rasa berkumpul di pusat Seoul, sementara aksi protes di tempat lain diikuti sekitar 50.000 orang.

Mereka menyatakan bahwa total ada 16 juta orang yang mengikuti aksi protes dengan menyalakan lilin sejak demonstrasi pertama akhir Oktober tahun lalu.

Penyelenggara menyata mereka akan berkumpul lagi pada 25 Maret dan 15 April untuk memperingati tenggelamnya kapal feri yang menewaskan 300 orang pada 2014. Park dikritik karena telambat merespons kejadian bencana itu.


Protes Saingan

Sementara para pendukung Park menggelar aksi mereka di dekat Deoksu Palace pada malam yang sama untuk menuntut pembatalan keputusan itu.

Penyelenggara demonstrasi pro-Park mengklaim bahwa ada 700.000 orang yang ikut berunjuk rasa.

Kelompok pendukung Park menolak menerima keputusan pengadilan yang menurut mereka menginjak-injak keadilan dan kebenaran.

Penyelenggara menyatakan mereka akan membentuk partai politik baru untuk revolusi rakyat guna memulihkan keadilan, hukum dan demokrasi.

Berjam-jam sebelum demonstrasi, puluhan pendukung Park melemparkan substansi mudah terbakar dan menyemprotkan pemadam api ke satu kantor polisi guna mengungkapkan kemarahan mereka karena polisi memperketat pengamanan di sekitar tempat aksi mereka. Empat di antara mereka ditahan untuk diperiksa.

Aksi protes pendukung Park makin rusuh sejak Mahkamah Konstitusi memutuskan memberhentikan Park pada Jumat, menyebabkan tiga orang meninggal, menurut laporan karena terluka saat berdemonstrasi.

Menyadari perpecahan yang makin mendalam, Penjabat Presiden dan Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn mendesak seluruh komponen bangsa menerima keputusan pengadilan dan bekerja bersama untuk mengakhiri perpecahan dan memulihkan persatuan nasional, demikian menurut warta kantor berita Yonhap.


Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024